Kesempurnaan pelaksanaan kesejahteraan hewan itu menghasilkan kualitas daging yang baik. Apalagi secara dunia internasional juga sangat memperhatikan perlakuan kita memotong hewan.
Dalam pergaulan internasional, posisi juleha merupakan salah satu profesi yang bisa terpakai secara internasional. Karena sekarang pemotongan hewan secara halal sudah menjadi gaya hidup.
Makanya, Selandia Baru dan Brazil menerima tenaga kerja dari Indonesia sebagai pemotong hewan halal. Bisa jadi nanti Arab Saudi memesan daging dari Sumbar. Untuk itu, Sumbar bisa mengambil peluang tersebut.
“Kita ingin menjadi terdepan dalam penyediaan juleha untuk unggas, sapi, dan kerbau. Ketika masyarakat nanti mencari produk daging halal, maka produknya sudah tersedia, karena dipotong oleh Juleha,” katanya.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Sumbar, Sukarli mengatakan, Pemprov Sumbar menargetkan bisa melatih 1.000 juleha hingga 2026 nanti. Hingga akhir tahun 2023 nanti direncanakan total juleha yang sudah dilatih ada sebanyak 338 orang. Pada 2022 sudah difasilitasi 88 orang, melalui sumber dana Corporation Social Responsibility (CSR). Kemudian sebanyak 100 orang dengan sumber dana APBD Sumbar. Lalu, pada 2023 ini dilanjutkan sebanyak 150 orang. “Targetnya, sampai 2026 nanti ada 1000 juru sembelih halal di Sumbar,” ujar Sukarli.
Pelaksanan pelatihan juga disebar pada sejumlah kabupaten/kota. Sebelumnya dilaksanakan di Padang, Sijunjung, dan Dharmasraya. Pelatihan itu dilaksanakan oleh Lembaga Pelatihan Keterampilan (LPK) Halal Madani. Ketua LPK Halal Madani, Gustia Mahendra menyebut, pihaknya sudah memberikan pelatihan untuk 8 angkatan dengan total peserta 236 orang.