Keasrian alam, suara jangkrik dan burung Bukit Padayo ikut menyapa telinga pengunjung. Bisa menjadi salah satu terapi stress bagi pengunjung yang datang sengaja menikmati alam.
Untuk sampai ke Goa, pengunjung dan tim ekspedisi Dinas Pariwisata harus berjalan kaki menempuh turunan Bukit Padayo ke arah timur sekitar 400 meter. Keasrian dan keaslian wilayah ini masih sangat terjaga.
Jalan yang ditempuh hanya berpijakan pada tanah bukit dan rerumputan yang disiangi oleh penduduk setempat, sehingga membentuk ruas jalan setapak. Pengunjung juga akan disapa dengan dua anak air kecil yang sangat jernih.
Tidak lama setelah itu, Goa Kelelawar menyapa pengunjung. Batuan bergerigi dan berpola bergantungan terlihat seperti tirai.
Sumber air mengalir pada batuan yang begitu kasat dan bersih menjadi penyejuk. Bahkan salah seorang pengunjung, Sintia (24) memberanikan diri mencuci wajahnya pada air itu.
Goa ini dilengkapi bebatuan dengan kisaran luasan 500 meter persegi. Tidak jauh dari pintu masuk, di atas langit-langit Goa dengan ketinggian sekitar empat meter, bergelantungan makhluk nokturnal, kelelawar.