Daya Pikat Desa Wisata Muntei

Atraksi budaya sebagai salah satu sajian wisata di Desa Muntei, Kepulauan Mentawai. IST

MENTAWAI, HARIANHALUAN.ID — Tahun ini Desa Muntei berhasil mewakili Kabupaten Mentawai sebagai desa pertama yang masuk dalam ajang Anugerah Desa Wisata (ADWI) Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Capaian ini diharapkan menjadi batu loncatan dalam mengemas potensi wisata Kepulauan Mentawai ke depannya.

Desa Muntei sudah ternama sebagai gerbang pariwisata wilayah Kecamatan Siberut Selatan. Beragam potensi wisata siap memanjakan wisatawan, mulai dari keindahan alam, kekayaan sejarah dan kebudayaan Mentawai yang masih kental.

Ketua Tim Pengembangan dan Pendampingan Desa Wisata  Sumbar Muhammad Zuhrizul menilai, Desa Muntei mampu menghadirkan pengalaman yang berkesan bagi wisatawan.

“Di  Desa Wisata Muntei kita akan diajak menelusuri perkampungan dalam suku asli Mentawai, menyusuri sungai tenang dengan mangrove dan perkebunan di kiri-kanan. Kemudian merasakan memasak dan menikmati kuliner khas Mentawai,” katanya.

Desa Muntei berada di tengah-tengah desa lainnya di Kecamatan Siberut dengan suasana lingkungan yang masih asri dan kental dengan adat Mentawai.

Di Desa Muntei terdapat dua sanggar tradisional berupa uma (rumah tradisional Mentawai) yang menjadi salah satu pemikat wisata. Sanggar pertama disebut dengan Bubuakat sebagai wadah bagi masyarakat dan anak-anak untuk mengenal budaya Mentawai.

Sanggar Bubuakat ini menyimpan beragam atribut-atribut budaya Mentawai, mulai dari gajeumak atau gendang tari, alat tempat makanan (lulak), ada juga tuddukat, serta alat budaya lainnya yang dipakai oleh masyarakat saat melakukan upacara dan ritual lainnya.

Kemudian sanggar kedua yaitu Sanggar Uma Jaraik Sikerei sebagai wadah untuk belajar dan mengenal budaya Mentawai pada anak-anak. Sanggar Uma Jaraik Sikerei ini tampak sebagai perpaduan musik tradisional dan modern. Sanggar ini dibina oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga setempat.

Selain itu di Desa Muntei ini juga ada dua Uma yaitu Uma milik Suku Sakukuret dan kedua milik Suku Salakkopa. Keberadaan dua uma ini menambah kesan kental kebudayaan Mentawai di Desa Muntei.

Daya tarik Desa Muntei selanjutnya yaitu masih adanya Sikerei atau tabib yang mengobati warga yang sakit dengan adat dan keyakinan suku Mentawai.

Atraksi wisata lainnya dari Desa Wisata Muntei adalah pengelolaan sagu, pembuatan karbit (cawat tradisional Mentawai), hingga pembuatan tato tradisional Mentawai yang sangat ikonik.

Desa Muntei Siberut Selatan memiliki luas wilayah 20.400Ha. Untuk menuju ke Desa Muntei jika berangkat dari pelabuhan Maileppet pengunjung harus naik ojek selama 15 sampai 20 menit ke Desa Muntei, dengan jarak tempuh 9 km. Desa ini diapit oleh dua desa, yaitu Desa Maileppet dan Muara Siberut. Desa Muntei terdiri dari delapan dusun, ada yang terletak di hulu sungai dan darat. (h/sdq)

Exit mobile version