Mahyeldi berharap setelah nanti Bandara Rokot Mentawai beroperasi kondisi perekonomian di Mentawai semakin membaik, sehingga Mentawai bisa terlepas dari status daerah 3TP.
Pemprov Sumbar bersama Pemkab Mentawai nantinya akan berupaya menyampaikan ke pemerintah pusat agar ada penerbangan komersial yang masuk secara reguler ke Mentawai.
“Selama ini Bandara Rokot Mentawai masih melayani penerbangan perintis dengan frekuensi penerbangan seminggu 2 kali. Jika ada penerbangan komersial akan lebih bagus,” ujarnya.
Tidak tanggung-tanggung, Mahyeldi juga berencana akan merancang agar Bandara Rokot Mentawai bisa melayani penerbangan internasional, seperti dari Australia – BIM – Bandara Rokot Mentawai. Artinya dengan semakin banyak alternatif transportasi ke Mentawai, Mahyeldi berharap, akan ikut berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Luhur Budianda mengatakan potensi besar kepariwisataan Mentawai terbukti dari data kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang mencapai 350-500 orang dalam sepekan. Dari jumlah tersebut, wisman terbanyak datang dari Australia.
Bandar Udara Mentawai (BUM) memiliki panjang runway 1.500 x 30 meter, sehingga dapat dilandasi pesawat ATR 72-600 berkapasitas maksimal 78 penumpang.