Menyambut Akselerasi Wisata Bumi Sikerei 

Peselancar bermain dengan ombak laut Kepulauan Mentawai di bawah langit dan laut biru yang memukau. Pariwisata Bumi Sikerei dinilai akan kian menggeliat dengan adanya Bandar Udara Rokot. IST/KEMENPAREKRAF

PADANG, HARIANHALUAN.ID — Sajian ombak yang dinobatkan salah satu terindah di dunia, nilai budaya yang masih luhur dan melegenda membuat Kepulauan Mentawai menjadi magnet wisata bagi Sumatra Barat, terutama dalam menyasar wisatawan mancanegara. Kekayaan potensi wisata di Bumi Sikerei ini akan terus semakin memikat banyak wisatawan dengan semakin mudahnya akses menuju Kepulauan Mentawai.

Tahun ini, Kementerian Perhubungan RI memastikan Bandara Rokot Mentawai, bakal dioperasikan seiring telah rampungnya pengerjaan bandara yang ada di daerah kepulauan di Sumbar itu. Hal ini tentunya akan berdampak signifikan pada pergerakan sektor pariwisata.

Gubernur Sumbar Mahyeldi menilai keberadaan Bandara Rokot Mentawai akan mampu mendongkrak perekonomian Mentawai dari sektor pariwisata, karena di daerah itu pariwisata merupakan sumber ekonomi yang terbesar, selain dari hasil laut dan hasil pertanian.

“Pariwisata di Sumbar ini lengkap, ada pantai, ada alam, budaya dan seni, kuliner, serta termasuk wisata sejarah. Di Mentawai, wisatanya adalah pantai, wisatawannya datang dari berbagai negara,” katanya.

Potensi besar kepariwisataan Mentawai, kata Gubernur, terbukti dari data perkiraan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bumi Sikerei tersebut, di mana sekitar 350-500 wisman berlabuh di Mentawai dalam sepekan. Dari jumlah tersebut, disebutkan bahwa wisman terbanyak datang dari Australia.

Sejauh ini jalur satu-satunya menuju Mentawai hanya jalur laut, sehingga memakan waktu yang cukup lama untuk tiba ke Mentawai. Dengan telah siapnya Bandara Rokot Mentawai, pintu masuk ke Mentawai akan semakin mudah.Bandara Rokot dibangun untuk menggantikan bandara yang ada sebelumnya, yaitu Bandara Rokot Sipora.

Mahyeldi berharap setelah nanti Bandara Rokot Mentawai beroperasi kondisi perekonomian di Mentawai semakin membaik, sehingga Mentawai bisa terlepas dari status daerah 3TP.

Pemprov Sumbar bersama Pemkab Mentawai nantinya akan berupaya menyampaikan ke pemerintah pusat agar ada penerbangan komersial yang masuk secara reguler ke Mentawai.

“Selama ini Bandara Rokot Mentawai masih melayani penerbangan perintis dengan frekuensi penerbangan seminggu 2 kali. Jika ada penerbangan komersial akan lebih bagus,” ujarnya.

Tidak tanggung-tanggung, Mahyeldi juga berencana akan merancang agar Bandara Rokot Mentawai bisa melayani penerbangan internasional, seperti dari Australia – BIM – Bandara Rokot Mentawai. Artinya dengan semakin banyak alternatif transportasi ke Mentawai, Mahyeldi berharap, akan ikut berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Luhur Budianda mengatakan potensi besar kepariwisataan Mentawai terbukti dari data kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang mencapai 350-500 orang dalam sepekan. Dari jumlah tersebut, wisman terbanyak datang dari Australia.

Bandar Udara Mentawai (BUM) memiliki panjang runway 1.500 x 30 meter, sehingga dapat dilandasi pesawat ATR 72-600 berkapasitas maksimal 78 penumpang.

Beberapa Minggu lalu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga telah meninjau secara langsung perkembangan pembangunan Bandara Rokot Mentawai.

“Benar beberapa Minggu yang lalu Menteri Perhubungan datang melihat landasan, kemudian obstacle atau rintangan, kemudian melihat equipment pendukung bandara, nah ini posisinya sebenarnya sudah cukup baik,” Penjabat (Pj) Bupati Kepulauan Mentawai, Fernando Jongguran Simanjuntak.

Terkait dengan rencana peresmian Bandara yang akan dilakukan oleh Presiden RI, Joko Widodo, Fernando mengatakan, bahwa nantinya Pemerintah daerah akan melakukan koordinasi lebih dulu dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, sehingga ada sinergitas semua pihak termasuk fungsi bandara bisa dirasakan manfaatnya.

“Ini baru kemungkinan, belum pasti, itu rencananya bulan depan akan diresmikan oleh Presiden,” ujarnya.

Selain  itu, ia juga menyebutkan ada dua daya ungkit yang membuat Pariwisata Mentawai lebih mudah dikunjungi. Pertama yaitu bandar Udara Mentawai, kemudian yang kedua jalan Nasional dari Tuapejat – Katiet yang diperkirakan akan rampung tahun 2024.

“Maka dengan adanya jalan tersebut akan mempermudah akses menuju destinasi wisata yang ada di Kawasan Katiet sebagai salah satu destinasi favorit di Kepulauan Mentawai,” ujarnya.

Sebelumnya sebelum ditingkatkan bandara itu memiliki panjang runway 850 x 23 meter dan hanya bisa dilandasi pesawat Cessna Grand Caravan berkapasitas 12 orang.

Bandara Mentawai ini memiliki panjang runway 1.500 x 30 meter, sehingga dapat dilandasi pesawat yang lebih besar yaitu ATR 72-600 berkapasitas maksimal 78 penumpang.

Sebelumnya, bandara yang lama hanya bisa dilandasi pesawat Cessna Grand Caravan berkapasitas 12 orang dengan panjang runway 850 x 23 meter.Dengan kapasitas pesawat yang meningkat dari 12 menjadi 78 orang per sekali penerbangan.

Pembangunan bandara baru di Mentawai ini juga dilakukan dalam rangka mitigasi bencana alam yang sering terjadi di wilayah ini. Dengan dapat didarati pesawat yang lebih besar, diharapkan akan semakin mempercepat pemberian bantuan dan evakuasi. (h/dan/fzi)

Exit mobile version