Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Luhur Budianda mengatakan, untuk pengembangan seluruh destinasi wisata Sumbar ke depan tentu harus difokuskan pada kesehatan dan keamanan pengunjung.
Terutama dalam penerapan standar CHSE, yaitu Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan.
“Kami juga tengah melakukan sertifikasi bagi pelaku wisata. Salah satunya lewat sertifikasi CHSE yang merupakan sertifikat yang diberikan kepada usaha pariwisata, destinasi pariwisata dan produk pariwisata lainnya, untuk memberikan jaminan kepada wisatawan terkait dengan kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan,” ujarnya.
Luhur mengatakan, salah satu poin penting dalam pengembangan wisata Sumbar selain memperbaiki berbagai fasilitas pendukung di destinasi wisata adalah membangun masyarakat sadar wisata.
“Harapannya bagaimana bisa menciptakan tujuan wisata ramah dan wisata bersih. Kami saat ini tengah melakukan penguatan lewat pelatihan dan bimtek bagi masyarakat pelaku wisata, terutama masyarakat yang berada di desa-desa wisata. Setelah itu, juga akan dilaksanakan sertifikasi dan kemudian dibantu permodalan agar desa wisata bisa naik kelas dan jadi desa mandiri,” katanya.
Termasuk juga, kata Budi, pada pengembangan wisata halal Sumbar sebagai daerah yang memiliki falsafah Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK), dimana seluruh aspek kehidupan masyarakat begitu kental dengan keagamaan, termasuk sektor pariwisata.