MUI Sumbar sangat rasional dan sangat memahami bahwa sektor perekonomian kita salah satunya berasal dari pariwisata. Dan kita semua ingin memajukan sektor itu. Jangan nanti setelah terlanjur melangkah baru kita bicarakan.
Ke depan supaya suatu program pemerintah itu didukung oleh seluruh pihak, kuncinya adalah terbuka dan dibicarakan bersama. Jangan risih atau menghindar ketika diingatkan. Karena ini negeri kita bersama. Itu yang saya harapkan. Jadi saya belum tau gambarannya pariwisata yang religi dan yang tidak religi itu seperti apa.
Dan perlu digambarkan di situ, yang pertama sekali membawa konsep wisata halal ini ke dalam tenda Sumbar melalui Dinas Pariwisata adalah MUI. MUI sebenarnya juga tidak ada kepentingan di situ selain menjaga agar dampak negatif bisa diantisipasi. MUI sudah mengingatkan dari awal. Tapi banyak orang merasa apa yang diingatkan MUI menghambat pengembangan pariwisata.
Kita sepakat sama-sama membangun negeri ini, sektor-sektor yang mendatangkan pemasukan untuk daerah agar kita saling memahami. Tapi tolong didengar juga saran-saran dari ulama. Tentu kita tidak bermaksud menggurui pariwisata atau tidak memahami bahwa pariwisata adalah salah satu sumber pemasukan. Bukan kesana.
Kemudian terkait perkara halal juga berjalan terus. Walaupun akhir-akhir ini ada sedikit gangguan untuk sertifikasi halal terkait regulasi dan lain-lain. MUI tetap berkomitmen untuk berusaha agar kuliner di Sumbar dan produk UMKM disertifikasi halal. Sehingga masyarakat yang menikmati suasana pariwisata, kalau wisatawan butuh kenang-kenangan ataupun kuliner termasuk souvenir sudah bersertifikat halal. (*)