Kita berharap destinasi tidak menumpuk di satu titik, seperti Bukittinggi padat, sementara daerah lain tidak mengalami peningkatan kunjungan. Jadi kita giatkan juga desa wisata untuk menjadi unggulan kita di Lebaran ini. Desa wisata ini berada di seluruh pelosok negeri di Sumbar.
Di setiap kabupaten/kota punya desa wisata unggulannya pula. Sehingga dia terpencar. Di desa wisata juga tersedia penginapan dan sebagainya, sehingga menjadi teori menghindari kemacetan dan penumpukan wisatawan.
Bagaimana koordinasi Asita dengan Stakeholder dan pegiat wisata lainnya?
Tidak kalah penting, Asita bekerja sama dengan pihak lalu lintas, yaitu Pos Ketupat untuk mengalihkan kemacetan yang ada. Bagaimana wisatawan dapat info yang update terkait kemacetan.
Kita harapkan informasi digital itu bisa tersebar luas. Sehingga wisatawan tidak merasa ketidaknyamanan.
Bagaimana momen Lebaran ini membangkitkan ekonomi?
Tentu dengan kedatangan wisatawan mencapai 1,8 juta menjadi uang masuk dan hulu dari kebangkitan pariwisata itu sendiri. Jadi ini awal mula kebangkitan ekonomi itu. Mulai daripada pertanian, perikanan, perkebunan, UMKM, kerajinan.