HALUANNEWS, PADANG – Tingkat hunian hotel hingga homestay di Sumatra Barat (Sumbar) diprediksi akan penuh selama periode Lebaran Idulfitri. Hal ini menjadi momentum kebangkitan sektor perhotelan di Sumbar yang cukup terdampak akibat pandemi Covid-19.
Berikut wawancara Haluan bersama Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) BPD Sumbar, Rina Pangeran didampingi Sekretaris PHRI, Elvis Syarif terkait persiapan perhotelan hingga rumah makan menghadapi liburan Lebaran.
Bagaimana kondisi perhotelan Sumbar saat ini, apakah sudah mulai mengalami peningkatan pemesanan?
Hingga pekan kedua bulan Ramadan ini masih normal, belum terlihat adanya peningkatan jumlah pemesanan kamar di hotel-hotel Sumbar. Biasanya jumlah pemesanan kamar itu meningkat di hari-hari menjelang Lebaran, banyak perantau ataupun wisatawan yang memesan kamar di hari-hari itu.
Bagaimana kesiapan perhotelan rumah makan di Sumbar untuk libur Lebaran tahun ini?
Kami sudah siap, hotel-hotel, rumah makan sudah siap untuk menyambut libur Lebaran. Bagi kami ini Lebaran itu hari full kerja, bahkan di hotel-hotel sudah mengatur waktu libur itu setelah Lebaran.
Bagaimana PHRI melihat pergerakan sektor perhotelan dan rumah makan pada libur lebaran tahun ini. Apalagi masyarakat sudah diizinkan untuk mudik kembali?
Lebaran ini kami sangat optimis perhotelan, rumah makan di Sumbar akan bangkit. Untuk hotel kami memperkirakan itu akan terisi penuh pada libur Lebaran, karena berkaca pada Lebaran tahun lalu hotel-hotel kita di Sumbar terutama di daerah wisata itu penuh. Pada Lebaran ini kami optimis hotel-hotel akan kembali penuh.
Bagaimana dampak pandemi terhadap sektor perhotelan di Sumbar?
Dampak pandemi hampir dua tahun sangat terasa bagi kami industri perhotelan. Kemudian sejak akhir tahun terlihat kondisi mulai membaik. Tapi Januari mulai menurun kembali, sebab anggaran belanja pemerintah dan perjalanan dinas belum banyak.
Masuk puasa kondisi masih juga belum ada peningkatan signifikan untuk menginap. Kami berharap pada libur panjang Lebaran inilah momennya.
Apa yang menjadi prioritas pelayanan pada Lebaran tahun ini?
Perkirakan kami mudah-mudahan jumlah kunjungan wisata di Sumbar mencapai 2 juta atau 3 juta. Harapan kita Sumbar bisa memberikan servis dan pelayanan terbaik. Kalau perlu kita seluruh stakeholder jorjoran di masa 10 hari itu.
Apa yang harus menjadi perhatian bersama dalam membangkitkan kembali sektor perhotelan dan rumah makan di Sumbar?
Peluang ini harus menjadi momentum seluruh sektor pariwisata berbenah. Terutama catatan-catatan seperti sampah dan kebersihan fasilitas umum, seperti toilet dan musala di tempat wisata.
Kemudian masalah kemacetan menuju destinasi wisata unggulan ini harus bisa dicarikan jalan keluar. Karena, macet ini menjadi momok yang bisa membuat wisatawan tidak mau lagi kembali ke Sumbar.
Lalu, masalah parkir liar dan harga-harga makanan di tempat wisata yang tidak masuk akal atau istilahnya kalkulator rusak juga masih jadi pekerjaan rumah kita bersama dalam meningkatkan pelayanan.
Program apa saja yang disiapkan PHRI dalam mendorong pengembangan wisata di Sumbar?
PHRI telah menyiapkan program pelatihan terkait pelayanan dan servis untuk restoran dan hotel nonbintang, agar memberikan pelayanan yang maksimal menyambut wisatawan.
Ini juga berangkat dari tagline Sumbar Ramah dan Bersih, kita terjemahkan untuk melakukan training pelayanan di restoran dan non bintang agar bisa meningkatkan pelayanan sesuai SOP. Semoga bisa kita segera realisasikan dengan mengunjungi setiap hotel-hotel terkait.
Apa yang harus menjadi perhatian pemerintah daerah untuk membangkitkan kembali sektor perhotelan?
Kami dari PHRI meminta pemda untuk banyak mengangkatkan iven-iven di Sumbar. Setidaknya satu kali dalam dua bulan. Hal itu juga akan turut meningkatkan okupansi hotel dan penggunaan jasa-jasa tour travel dan paket-paket wisata.
Kita berusaha menciptakan daya tarik untuk berkunjung ke Sumbar. Dan intinya harus kolaborasi. Kalau kita PHRI sebagai pelaku usaha pariwisata, menganggap pemerintah itu bisa bersinergi, terlebih sekarang zamannya kolaborasi.
Jadi, swasta dan pemerintah kita harus bergandeng tangan bersama, agar apa yang kita programkan bisa terlaksana, terbantu dan kunjungan wisatawan ke Sumbar bisa naik kembali. (*)