BUKITTINGGI, HARIANHALUAN.ID — Dinas Pariwisata Kota Bukittinggi menetapkan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2024 dari sektor pariwisata sebesar Rp30 miliar, dengan target kunjungan wisatawan ke Bukittinggi di atas satu juta orang lebih.
Target PAD di tahun ini lebih besar dibanding realisasi PAD di 2023 lalu yang terealisasi sebesar Rp 22 miliar lebih. Realisasi PAD itu berasal dari retribusi di objek wisata Taman Marga Satwa Budaya Kinantan (TMSBK) dan Taman Panorama Lobang Jepang (TPLJ) yang merupakan objek wisata berbayar di Bukittinggi.
“Untuk triwulan pertama ini (Januari-Maret), kita menargetkan realisasi PAD di dua objek wisata berbayar tersebut bisa mencapai Rp 4 miliar,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kota Bukittinggi Rofie Hendria.
Ia mengatakan, TMSBK dan TPLJ merupakan dua objek wisata berbayar yang menjadi penyumbang PAD di sektor pariwisata. Kedua objek wisata tersebut tidak pernah sepi pengunjung. Terutama saat momen libur sekolah, libur lebaran dan tahun baru. Dari dua objek wisata berbayar tersebut, TMSBK atau yang lebih dikenal dengan Kebun Binatang menjadi penyumbang PAD terbesar setiap tahunnya. Objek wisata yang satu ini paling ramai dikunjungi wisatawan, baik itu wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.
“Akses untuk menuju TMSBK ini tidak sulit karena terletak di Jantung Kota Bukittinggi yang hanya berjarak sekitar 500 meter dari kawasan Jam Gadang,” kata Rofie.
Dikatakannya, tahun lalu TMSBK mampu menumbangkan PAD dari retribusi masuk sebesar Rp 19,5 miliar, dan Taman Panorama Lobang Jepang (TPLJ) sebesar Rp 3,1 miliar.
Dengan rincian ada Januari 2023 pendapatan retribusi TMSBK sebesar Rp2,007 miliar, dan TPLJ sebesar Rp 305,7 juta. Februari TMSBK Rp1,351 miliar dan TPLJ Rp178,9 juta. Maret TMSBK Rp 1,119 miliar dan TPLJ Rp157,3 juta. April retribusi TMSBK Rp2,881 miliar dan TPLJ Rp 398,2 juta. Mei TMSBK Rp2,290 miliar, dan TPLJ Rp279,5 juta. Juni TMSBK Rp2,048 miliar, dan TPLJ Rp363,8 juta. Juli retribusi TMSBK Rp2,085 miliar, dan TPLJ Rp 393,9 juta. Agustus TMSBK Rp794,7 juta, dan TPLJ Rp182,9 juta. September TMSBK Rp1 miliar, dan TPLJ Rp188,5 Juta. Oktober retribusi TMSBK Rp1,011 miliar, dan TPLJ Rp189,4 Juta. November TMSBK Rp973,9 Juta, dan TPLJ Rp172,3 Juta. Desember TMSBK Rp1,972 miliar, dan TPLJ 359,1 juta.
Sementara untuk jumlah kunjungan Wisatawan Nusantara ke TMSBK dari Januari-Desember 2023 tercatat sebanyak 819.690 orang. Kemudian kunjungan Wisatawan Mancanegara tercatat sebanyak 1.261.orang. Untuk kunjungan Wisatawan Nusantara di TPLJ tercatat sebanyak 209.501 orang, dan kunjungan wisatawan mancanegara tercatat sebanyak 11.024 orang.
Jadi pada 2023 lalu ada 1 juta lebih wisatawan yang berkunjung di dua objek wisata tersebut. “Jumlah kunjungan yang menembus angka 1 juta lebih ini juga pernah tercatat pada tahun 2022 lalu. Kunjungan wisatawan pada 2022 dan 2023 tersebut menjadi rekor tertinggi dalam 10 tahun terakhir,” kata Rofie.
Menurutnya, jumlah pengunjung yang masuk di objek wisatawan berbayar ini datanya real time, karna setiap pengunjung yang masuk datanya langsung diinput hari itu juga. Dari data yang diinput itu akan diketahui berapa jumlah wisatawan yang masuk di dua objek wisata berbayar tersebut setiap harinya. (*)