HALUANNEWS, BATUSANGKAR – Alek kapalo banda atau lebih jelasnya adalah syukuran masyarakat di jorong Pincuran Tujuh nagari Batipuh Baruah kecamatan Batipuh kabupaten Tanah Datar, merupakan salah satu tradisi yang sudah turun temurun sejak ratusan tahun yang lalu. Hingga saat ini, tradisi tersebut masih tetap dilakukan oleh masyarakat setempat.
Jorong Pincuran Tujuh berada kurang lebih 30 km dari pusat kota Batusangkar. Berada di dataran tinggi (di perbukitan) dan memiliki mata air yang bersumber disekitar masjid satu-satunya di jorong tersebut, yaitu masjid Nurul Qalbi. Mata air tersebut sejak dari zaman dahulu sampai hari ini tidak pernah kering, sekalipun sedang musim kemarau.
Mata air tersebutlah yang menjadi sumber mata air bersih bagi masyarakat disini, sekaligus juga dimanfaatkan untuk mengaliri puluhan hektare sawah masyarakat. Di sekitar mata air itu saat ini juga telah dibuat sebuah bak penampungan air oleh warga dan dibuat pancuran sebanyak 7 (tujuh) buah yang dimanfaatkan untuk kebutuhan air bersih, mandi, mencuci juga kebutuhan air lainnya.
Begitulah tradisi ini setiap tahunnya selalu dilaksanakan, seperti halnya, Sabtu (14/05/22) masyarakat jorong Pincuran Tujuh nagari Batipuh Baruah melaksanakan alek kapalo banda yang ke 113 kalinya. Artinya tradisi ini sudah dilaksanakan selama 113 tahun lamanya secara terus menerus.
Bupati Tanah Datar Eka Putra yang hadir pada acara tersebut menyampaikan ucapan terimakasih atas terlaksananya kegiatan ini.
Menurutnya ini merupakan salah satu tradisi budaya masyarakat yang menggambarkan kebersamaan dan kekompakan masyarakat yang saat ini sudah jarang ditemukan.
Dikesempatan itu, Bupati Eka Putra juga berharap kegiatan seperti ini terus dilestarikan sebagai kearifan lokal.
“Mudah-mudahan ini bisa terus kita pertahankan, sehingga menjadi contoh bagi 300 lebih jorong lainnya yang ada di Tanah Datar. Yakinlah pemerintah bersama DPRD akan selalu ada dan siap membantu semaksimal mungkin,” ujar Eka Putra dihadapkan ratusan warga masyarakat jorong Pincuran Tujuh.
Selanjutnya, Eka Putra juga menyampaikan informasi terkait dengan program unggulan pemerintah Kabupaten Tanah Datar yang semuanya ditujukan untuk menyejahterakan masyarakat.
Sementara, Ketua DPRD Tanah Datar Roni Mulyadi Dt Bungsu yang juga hadir pada kesempatan itu sepakat dengan apa yang disampaikan oleh Bupati. Dia mengatakan, tradisi seperti ini perlu untuk terus dipertahankan dan pihaknya sebagai wakil rakyat selalu mendukung apapun yang diminta oleh masyarakat.
Dilain pihak Wali Nagari Batipuh Baruah Mulyadi BJ mengharapkan tradisi alek kapalo banda masyarakat jorong Pincuran Tujuh ini bisa dijadikan sebagai event daerah. Pihaknya siap berkoordinasi menerima arahan dari Pemda terkait tata cara pelaksanaannya.
Sementara salah seorang tokoh masyarakat setempat C. Dt. Mudo, menjelaskan bahwa alek kapalo banda ini merupakan tradisi yang turun dari mamak ke kamanakan.
“Ini sebuah nazar yang harus kami lakukan,” terangnya.
Dia juga menyebutkan, bahwa tradisi yang dilaksanakan setiap tahunnya oleh masyarakat jorong Pincuran Tujuh ini selain nazar juga dimaksudkan untuk memupuk tali silaturahmi antar sesama.
Tampak hadir pada acara tersebut Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat, Kepala Dinas PMDPPKB Novendril, Plt. Kepala Dinas Pertanian Sri Mulyani, Kabag Pokopim Dedi Tri Widono, Camat Batipuh Khairunnas beserta Forkompimca, Kepala Bidang Pariwisata Efrison, Wali Nagari Gunung Rajo, KAN, BPRN, angku-angku, niniak mamak, Bundo Kanduang, tokoh masyarakat, tokoh pemuda serta undangan lainnya. (*)