LIPUTAN EKSKLUSIF: Libur Lebaran Dongkrak Sektor Wisata

Menparekraf

HALUANNEWS, JAKARTA — Libur Lebaran Idulfitri 1443 H memberikan dampak yang cukup signifikan dalam upaya mendorong pemulihan ekonomi nasional. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bahkan memproyeksikan jumlah perputaran uang saat hari raya kemarin mencapai Rp72 triliun.

Hal ini menjadi titik balik kebangkitan sektor wisata setelah dihantam pandemi Covid-19. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan, pergerakan orang saat mudik dan libur Lebaran Tahun 2022 memberikan dampak yang sangat besar terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, dengan tingginya jumlah wisatawan yang datang ke destinasi wisata dan sentra ekonomi kreatif di berbagai daerah.

Hal tersebut terlihat dengan tingginya jumlah wisatawan yang datang ke destinasi wisata dan sentra ekonomi kreatif di berbagai saat libur Lebaran.

“Destinasi-destinasi wisata dan sentra ekonomi kreatif di berbagai daerah semua penuh. Dan kami mendapatkan laporan maupun beberapa pantauan yang kami lakukan langsung, bahwa jumlah wisatawan sangat besar dan ini sesuai dengan target kita,” kata Sandiaga Uno dalam keterangan tertulisnya, Jumat (13/5/2022).

Sandi melaporkan bahwa beberapa destinasi di berbagai daerah ramai dikunjungi wisatawan, terutama destinasi yang terletak di seputar atau sekitar jalur mudik mendapat limpahan kunjungan dari wisatawan lokal.

Menurutnya, perputaran uang di beberapa destinasi dan sentra ekonomi kreatif di Bali dalam periode libur Lebaran 2022 dilaporkan bisa mencapai Rp250 miliar. Pemerintah sendiri memproyeksi perputaran uang di libur Lebaran sebesar Rp72 triliun secara nasional.

“Dampak ekonomi yang detail akan segera dihitung. Tetapi dari kunjungan langsung pantauan kami, seperti di Taman Impian Jaya Ancol, Taman Margasatwa Ragunan, Taman Mini Indonesia Indah, ini semua mengalami peningkatan kunjungan dari wisatawan lokal atau wisatawan domestik,” kata Sandiaga.

Menurut Sandiaga, rata-rata pengeluaran wisatawan nusantara (wisnus) di Indonesia pada Tahun 2020 mencapai Rp1,5 juta. Sedangkan, wisnus yang berasal dari Pulau Jawa dan berkunjung ke destinasi di Pulau Jawa rentang rata-rata pengeluarannya mencapai Rp900 ribu hingga Rp1,5 juta.

Ia menilai, momentum mudik libur Lebaran akan berdampak signifikan pada peningkatan konsumsi rumah tangga, yang mana sektor ini merupakan kontributor terbesar pada pertumbuhan ekonomi.

“Peningkatan biasanya terjadi di sisi konsumsi untuk makanan dan minuman, pakaian, transportasi, serta hotel dan restoran pada periode mudik Lebaran. Sumbangan ketiga sektor tersebut mencapai sekitar 25 persen pada konsumsi rumah tangga,” ujarnya.

Sandiaga menyebutkan, selama momen mudik Lebaran bisa meningkatkan perputaran uang sebanyak 10 persen dan mampu berkontribusi 25 persen lebih pada pertumbuhan ekonomi kuartalan.

Di sisi lain, Sandiaga menambahkan, meski berbagai destinasi wisata ramai kunjungan, berdasarkan data monitoring Satgas Covid-19 sepanjang 2 Mei hingga 8 Mei 2022 untuk rata-rata kepatuhan memakai masker di lokasi kerumunan sebesar 84,06 persen.

“Artinya, sudah banyak yang patuh, namun belum seluruhnya masyarakat patuh terhadap prokes. Sementara untuk kepatuhan menjaga jarak dan menghindari kerumunan di tempat wisata mencapai 83.45 persen. Nah ini tentunya perlu terus kita tingkatkan kepatuhan kita,” ujar Sandiaga.

Selain itu, Sandi menambahkan, dengan mulai pulihnya sektor pariwisata tersebut akan berdampak pada pembukaan lapangan pekerjaan. Pada tahun ini, Ia menargetkan 1,1 juta lapangan pekerjaan baru di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dengan perkiraan 400 ribu lapangan pekerjaan di sektor pariwisata dan 700 ribu lainnya untuk ekonomi kreatif.

Sementara itu, tiga sektor ekonomi kreatif yang akan mendominasi lapangan pekerjaan adalah kuliner sebesar 40 persen, 18 persen industri mode sebesar 18 persen dan sektor kriya sebesar 13 persen.

Sandi mengungkapkan target tersebut dibuat karena hotel yang sempat tertekan pandemi Covid-19 kini telah membuka perekrutan karyawan kembali. Target juga dibuat, karena festival-festival besar juga mulai diselenggarakan.

Hal itu ia harapkan bisa kembali membuka lapangan pekerjaan di sektor MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition). Di sisi lain, Sandi juga mengungkapkan, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan berlangsung di Bali pada November mendatang dapat dijadikan sebagai momen pencipta lapangan pekerjaan.

Tak hanya berhenti di G20, sektor MICE Indonesia diharapkan bisa berkembang usai penyelenggaraan konferensi tersebut. “Kita akan membawa konferensi-konferensi yang baik selain G20, bukan hanya di Bali dan Jakarta, tetapi di beberapa destinasi lain. Ini akan kita lakukan setelah G20, sehingga momentum ini akan terus bergulir,” ujar Sandi. (*)

Exit mobile version