“Pengelola juga perlu menjalin kerja sama dengan pihak asuransi. Asuransi tidak hanya untuk pengunjung, tapi juga untuk pengelola,” tutur Dosen Fakultas Pariwisata UMSB tersebut.
Sebelumnya, empat pengunjung di dua objek wisata di Pasaman Barat meninggal dunia, yaitu F (42), seorang mahasiswa inisial TY (28) dan seorang petani A (52) di objek wisata Pantai Sikabau Nagari Parit, Kecamatan Koto Balingka, adalah pria inisial. Dan satu korban lainnya, yaitu RH (16) di objek wisata Ujung Gading Kecamatan Lembah Melintang.
Dugaan sementara keempat pengunjung tersebut hanyut dan tenggelam akibat tidak bisa berenang. Para korban baru ditemukan setelah empat jam pencarian oleh tim gabungan Polri, TNI, Basarnas Pos Pasaman, BPBD, kelompok sadar wisata dan pemerintahan nagari.
Kepala Dinas Pariwisata Pasaman Barat, Decky H Sahputra menyebutkan, pemerintah daerah akan mengevaluasi terkait keamanan dan penyelamatan kecelakaan di objek wisata. Termasuk menyiapkan tim rescue gabungan.
“Terkait dengan empat orang yang mengalami musibah di dua objek wisata pihaknya akan melakukan evaluasi ke depan. Apakah nanti di setiap objek wisata akan disediakan tenaga pertolongan pertama yang bekerja dengan Basarnas,” ujar Decky.
Ia juga akan meminta agar kelompok sadar wisata dan pemuda setempat untuk membentuk tim keselamatan, khususnya di objek wisata air yang cukup berisiko. Ditambah dengan tingkat keramaian pengunjung pada momen liburan.