PADANG, HARIANHALUAN.ID – Rentetan kejadian bencana alam yang menerjang sejumlah kabupaten/kota di Sumatera Barat sejak beberapa waktu terakhir, menjadi pemicu terjadinya tren penurunan minat berwisata masyarakat ke sejumlah destinasi wisata yang berada di sekitar daerah terdampak bencana.
Kondisi ini berpengaruh signifikan terhadap aktivitas perekonomian masyarakat yang bergantung terhadap sektor pariwisata. Mulai dari pedagang kaki lima, pelaku UMKM, pengusaha homestay, rumah makan, industri perhotelan, tour & travel dan lain sebagainya.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatra Barat, Luhur Budianda mengatakan, untuk mengantisipasi dampak negatif bencana alam terhadap sektor pariwisata Sumbar, pihaknya telah menggelar dua kali rapat koordinasi pada Rabu (22/5) serta Kamis (30/5) lalu.
“Rapat pembahasan antisipasi dampak bencana terhadap sektor pariwisata itu, dilakukan dengan mengumpulkan asosiasi pelaku industri pariwisata Sumbar serta jajaran Dinas Pariwisata di 19 kabupaten dan kota,” ujarnya kepada Haluan Jumat (7/6).
Pertemuan Dinas Pariwisata Sumbar bersama asosiasi pelaku industri pariwisata Sumbar seperti PHRI, ASITA, ASTINDO, ASATI dan HPI, menghasilkan kesimpulan bahwa bencana alam yang terjadi, telah berpengaruh signifikan terhadap laju industri pariwisata dan ekonomi kreatif Sumbar
“Khususnya terhadap kunjungan wisatawan. Hal itu ditandai dengan terjadinya pembatalan agenda perjalanan oleh sejumlah grup wisatawan dan penurunan okupansi hotel,” ungkapnya.