Sementara itu, berdasarkan hasil rapat koordinasi antara Dinas Pariwisata Sumbar dan jajaran Dinas Pariwisata di 19 kabupaten/kota, diperoleh kesimpulan bahwa berbagai pemberitaan bencana yang tersiar di berbagai media, terbukti berdampak terhadap pergerakan wisatawan di daerah.
Hal itu dilatar belakangi oleh adanya rasa kekhawatiran masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata ditengah kondisi sejumlah daerah di Sumbar yang sedang diterjang bencana alam seperti banjir bandang lahar dingin Gunung Marapi, hingga tanah longsor yang dipicu cuaca ekstrem.
“Untuk menyikapi kondisi itu, Dinas Pariwisata Sumbar bersama Dinas Pariwisata 19 kabupaten dan kota, telah merancang sejumlah langkah-langkah khusus untuk meminimalisir dampak bencana terhadap sektor pariwisata,” ucap Luhur Budianda.
Ia menjelaskan, Dispar Sumbar beserta Dispar 19 kabupaten/kota, telah sepakat untuk membuat konten-konten informasi terkini serta promosi pola perjalanan wisata yang aman dan nyaman di Sumbar.
Langkah itu bertujuan agar calon wisatawan mendapatkan informasi terupdate. Sehingga mereka akan lebih yakin untuk tetap melakukan perjalanan wisata ke daerah-daerah yang aman serta tidak terdampak bencana.
“Kita juga telah meminta jajaran Dinas Pariwisata di 19 kabupaten/kota untuk melengkapi sejumlah data dan informasi terkini dari lapangan yang akan dilaporkan kepada gubernur. Data dan informasi itu penting sebagai dasar bagi gubernur untuk mengambil kebijakan,” jelasnya.