PADANG, HARIANHALUAN.ID – Festival Multietnis kembali dihelat tahun ini. Acara pariwisata budaya ini akan menampilkan seni tradisi dari berbagai etnis yang hidup di Sumatera Barat dan akan dilaksanakan pada Sabtu (20/6/2024) di Museum Aditywarman, Kota Padang.
“Festival Multietnis akan menimbulkan rasa bangga berada di Sumatera Barat, sehingga memperkuatkan persatuan kita di daerah,” kata Hidayat, Anggota DPRD Sumbar sebagai inisator kegiatan tersebut dalam program talkshow Sumbar Bicara TVRI, Selasa (11/6/2024).
Hadir juga dalam program talkshow tersebut Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Luhur Budianda dan dipandu pembawa acara Junando Sandy. Festival yang pernah diadakan tahun lalu ini, merupakan program dalam pokok pikiran Hidayat melalui Dinas Pariwisata Sumbar.
Hidayat menyebutkan, ada dua misi dalam acara tersebut, yaitu kebudayaan dan ekonomi. Kebudayaan merekat keberagaman, dengan adanya ini mengental saling memahami. Festival ini tetap menegaskan identitas keminangkabauan.
“Dengan festival multietnis bisa saling memahami dari seni yang ada. Dengan saling memahami kita bisa bersatu tanpa terganggu sekat etnis,” katanya.
Menurut anggota Komisi V DPRD Sumbar ini, Festival Multietnis kembali dihelat karena pelaksanaan pada tahun lalu cukup mendapatkan apresiasi masyarakat. Umumnya peserta yang hadir dari berbagai usia dan didominasi kawula muda.
“Tentu saja kegiatan yang rutin ini akan meningkatkan penampilan bagi rekan- rekan yang tampil. Kami berharap penampilan tahun ini akan semakin lebih baik. Tahun ini penonton akan dilibatkan dalam kolaborasi seni sesuai batasan yang dibolehkan penampil,” kata Hidayat yang juga Ketua Fraksi Gerindra itu.
Kegiatan itu juga menjadikan sosialisasi target pariwisata Sumbar terkait sosialisasi kebersihan dan pelayanan di tempat pariwisata. Festival multietnis, akan meningkatkan rasa sama-sama memiliki Sumatera Barat.
“Harapan kita ini menjadi festival dirindukan,” tutur tokoh yang juga bacalon pada Pilkada Padang tahun 2024 itu.
Senada, Kadis Pariwisata Luhur Budianda menyebutkan, rancangan festival tahun ini adalah pengembangan dari tahun lalu. “Promosi kegiatan multietnis akan menyasar provinsi dan negara yang menjadi wisatawan terbanyak berdasarkan data,” kata Kadis.
Kadis Luhur juga menyampaikan, dalam festival tersebut target Dinas Pariwisata tentang kebersihan dan hospitality (pelayanan,red) juga tersampaikan kepada ekosistem multietnis.
Dalam Festival Multietnis akan ditampilkan kesenian Minang, yaitu tari piring, tarian khas Minangkabau yang menggunakan piring sebagai alat utama. Randai, yaitu teater tradisional Minang yang menggabungkan cerita, musik dan seni bela talempong. Musik tradisional Minang yang menggunakan alat musik talempong.
Kesenian Mentawai berupa tari tradisional Mentawai, yaitu tarian yang menggambarkan kehidupan sehari-hari dan ritual adat suku Mentawai.
Sedangkan kesenian etnis lain, yaitu kesenian Jawa berupa seni campur sari, ansambel musik tradisional Jawa yang menggunakan instrumen, seperti gong, saron dan kendang. Kesenian Sunda, yaitu sisingaan. Pertunjukan seni tradisional di mana anak-anak diarak di atas replika singa.
Hadir juga Kesenian Batak Toba, yaitu si gale-gale. Tarian tradisional Batak Toba yang biasanya dilakukan dalam upacara adat. Dari Melayu berupa kesenian tari zapin. Tarian yang enerjik dan penuh ritme, biasanya diiringi oleh musik tradisional Melayu.
Kemudian kesenian India, yaitu tarian klasik India yang penuh dengan gerakan ekspresif dan cerita mitologis. Bollywood Dance, tarian modern yang penuh semangat dan berwarna-warni, populer dari industri film Bollywood.
Lalu, kesenian Tionghoa yang ditampilkan berupa Gambang Tionghoa, adalah salah satu jenis musik tradisional Tiongkok yang kaya akan warisan budaya dan sejarahnya. Musik ini biasanya dimainkan dengan instrumen musik tradisional Tiongkok, seperti pipa, guzheng, erhu, dan beberapa jenis perkusi. (*)