“Harapan dan tujuan kami hanya satu. Yaitu masyarakat Pagadih sejahtera tanpa merusak alam. Dan itu hanya bisa diwujudkan lewat pengelolaan sektor pariwisata berkelanjutan,” ujar pegiat Pokdarwis Pesona Pagadih, Madrid Ramadhan mengawali perbincangan saat itu.
Bagi Madrid Ramadhan, telah cukup banyak kerusakan alam yang ditimbulkan oleh aktivitas ekonomi eksploitatif seperti halnya pertambangan. Dan ia pun, tidak ingin Nagari Pagadih yang begitu ia cintai ini mengalami hal yang sama.
Menyadari hal itu, sejak beberapa tahun belakangan, Madrid Ramadhan menempuh jalan perjuangan yang begitu sunyi. Memilih meninggalkan hiruk pikuk kehidupan dunia kerja perkotaan yang semestinya bisa ia raih bermodal gelar sarjana seni yang ia miliki.
Sejak lulus dari bangku kuliah, Madrid memutuskan mengabdi di kampung halaman. Langkah itu mulai ia tapaki dengan mendirikan sanggar kesenian Sarasah Maimbau. Lewat wadah ini, Madrid mengumpulkan satu persatu pemuda Pagadih dari segala kalangan usia untuk berkesenian.
Mengawali langkah dari jalur kebudayaan, interaksi serta diskusi demi diskusi yang lakukan hari demi hari bersama kalangan muda Pagadih, akhirnya melahirkan kesimpulan. Nagari Pagadih harus dilindungi dari bahaya ancaman ekonomi eksploitatif pertambangan
Untuk mewujudkan tujuan akhir itu, masyarakat Pagadih harus dibuat sadar bahwa Nagari yang indah ini menyimpan potensi pariwisata yang sangat luar biasa beragam. Alasan ini menjadi tujuan utama berdirinya Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pesona Pagadih.
Lewat luasnya jejaring sosial pertemanan yang dimiliki Madrid Ramadhan dan kawan-kawan, satu persatu wisatawan dari berbagai penjuru mulai datang berkunjung ke Nagari Pagadih.