Ia mengamati, mahalnya harga tiket penerbangan berpengaruh besar terutama di luar Jawa. Untuk itu, pemerintah melakukan langkah, yakni dengan pembentukan satuan tugas atau satgas. Tim yang akan menangani masalah mahalnya harga tiket ini diketuai oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Nia menambahkan, saat ini sudah ada penugasan dari Kemenko Marves dengan melibatkan beberapa sektor lain, termasuk pelaku industri penerbangan. Meski demikian ia belum mau membocorkan rincian langkah yang akan dilakukan. “Progresnya masih berproses,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan juga menyatakan, harga tiket pesawat di Indonesia termahal kedua di dunia. Hal itu disampaikan lewat akun instagram pribadinya @luhut.pandjaitan, Minggu (14/7).
Luhut menilai mahalnya harga tiket pesawat di Indonesia disebabkan melonjaknya aktivitas penerbangan pasca-pandemi Covid-19. “Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN dan negara berpenduduk tinggi, harga tiket penerbangan Indonesia jadi yang termahal kedua setelah Brasil,” kata Luhut.
Data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, jumlah penumpang angkutan udara domestik yang berangkat pada Mei 2024 sebanyak 5,3 juta orang. Angka ini turun 9,36 persen dibanding kondisi bulan sebelumnya. Sementara jumlah penumpang tujuan luar negeri naik 7,12 persen menjadi 1,6 juta orang.
Meski demikian, selama Januari–Mei 2024, jumlah penumpang angkutan udara domestik naik 1,1 persen dibanding periode sebelumnya. Saat ini total penerbangan domestik telah mencapai 25,2 juta orang, sementara pada periode sama 2023 tercatat sebanyak 24,9 juta orang. (*)