HALUANNEWS, PADANG — Desa wisata di Sumatra Barat (Sumbar) tumbuh dengan pesat dalam dua tahun terakhir. Namun sejumlah pekerjaan rumah masih menjadi tantangan untuk pengembangan ke depan, terutama dalam mencapai tujuan desa wisata untuk membuat nagari mandiri dengan potensi yang ada.
Pusat Studi Desa Wisata Kreatif Universitas Muhammadiyah Sumatra Barat (UM Sumbar) mencatat jumlah pengunjung desa wisata meledak pada libur Lebaran Idulfitri kemarin. Namun dari hal tersebut tampak sejumlah pekerjaan rumah yang harus diatasi oleh pemerintah daerah dalam pengembangan desa wisata kedepannya.
“Libur Lebaran kemarin sangat memberi berkah kepada kawan-kawan pengelola desa wisata, karena mengalami ledakan pengunjung. Sebagai destinasi wisata baru tampak beberapa catatan yang perlu dievaluasi dan diperkuat oleh pemerintah daerah dan instansi terkait dalam pengembangan desa wisata di Sumbar,” ujar Direktur Pusat Studi Desa Wisata Kreatif Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Moch Abdi kepada Haluan beberapa waktu lalu.
Ia menyampaikan, secara umum para pengelola desa wisata masih lemah dalam konteks manajemen, apalagi saat melayani jumlah wisatawan yang cukup membludak pada libur Lebaran kemarin. Kondisi ini kemudian juga dipengaruhi oleh kelengkapan fasilitas dan sarana penunjang di sejumlah desa wisata khususnya pada desa wisata yang baru dikelola.
“Selama ini pengelola desa wisata, kelompok sadar wisata di desa wisata baru bergerak dengan kondisi sebisa dan seadanya, dan ternyata belum sebanding dengan tingkat kunjungan saat Lebaran kemarin,” katanya.
Menurut Abdi, hal tersebut harus menjadi perhatian khusus pemerintah daerah dan organisasi peringkat daerah (OPD) terkait, sehingga salah satu target dari pembentukan desa wisata sebagai motor penggerak ekonomi lokal bisa tercapai.