Artinya, kalau mau mencari wisata kesehatan itu ada di desa. Kemudian untuk menikmati keindahan alam yang natural ada di sumbar. Karena alam kita sangat indah, terjaga, segar.
Bagaimana pergerakan di desa wisata saat lebaran kemarin?
Tentu ini dorongan dari pelaku khususnya ASITA, walaupun belum menjadi pilihan favorit atau yang utama, tapi sudah banyak yang datang yang mencari ke daerah-daerah wisata, Alhamdulillah sudah dapat sedikit mengurai kemacetan.
Ini juga tugas kita mempromosikan bersama. Banyak desa wisata kita yang diburu pemudik, wisatawan tapi belum menjadi pilihan utama. Wisatawan masih pilih ke ikon-ikon wisata ternama, seperti Bukittinggi, Pagaruyung, Pariaman, Puncak Mandeh, Sawahlunto dan sebagainya. Padahal kalau ke desa saat ini sudah banyak yang menarik.
Bagaimana potensi desa wisata untuk meningkatkan perekonomian?
Pariwisata memberikan multi efek perekonomian. Perekonomian akan sangat terangkat sekali. Saat mereka menikmati alam desa, mereka akan berbelanja, masyarakat akan menjual, memberi pelayanan, homestay, kuliner, tampilan kesenian dan hal lain yang bernilai jual.
Dari sisi tenaga kerja juga terbantu baik sebagai pedagang, guide, pelayan pariwisata, hal itu potensi desa yang disuguhi. Itu pelakunya masyarakat yang ada di desa. Kita juga mengimbau masyarakat kalau ada potensi daerahnya yang bisa jadi desa wisata, maka sampaikan kepada pihak nagari atau pemerintahan setempat untuk didorong.