PADANG, HARIANHALUAN.ID – Dinas Pariwisata Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) menyambut baik penetapan 16 Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Sumatra Barat menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBI) pada sidang WBTB 2024.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatra Barat, Luhur Budianda menyebut, hal ini merupakan harapan baru bagi masa depan pengembangan sektor pariwisata Sumbar.
Dia mengatakan, Pemprov Sumbar lewat Dinas Pariwisata maupun Dinas Kebudayaan, terus bersinergi bahu membahu dalam upaya memoles serta mengoptimalkan potensi wisata budaya Sumatra Barat.
“Penambahan jumlah WBTB Sumbar yang ditetapkan menjadi WBTBI adalah kabar baik bagi sektor pariwisata Sumbar. Kekayaan budaya yang kita punya harus dioptimalkan sehingga menjadi daya tarik bagi wisatawan,” ujarnya kepada Haluan Jumat (13/9).
Ia menekankan, kekayaan ragam budaya Sumatra Barat, baik tradisi, adat istiadat, kuliner dan sebagainya, memang telah menjadi daya tarik utama bagi sektor pariwisata Sumbar yang saat ini sudah semakin menggeliat.
“Bagi kami di Dinas Pariwisata Sumbar, budaya terus didorong untuk dijadikan daya tarik wisata. Baik lewat penyelenggaraan iven, benda-benda koleksi permuseuman, hingga penampilan-penampilan seni budaya yang selalu disuguhkan dalam berbagai kesempatan kepada wisatawan atau pengunjung,” jelasnya.
Tidak hanya wisata budaya, Pemprov Sumbar lewat Dinas Pariwisata, selama ini juga terus berupaya menghidupkan ekosistem wisata sejarah di Sumatra Barat. Langkah awal untuk mewujudkan hal itu, telah dimulai dengan pembuatan master plan wisata Kota Tua Padang.
Lewat pembuatan rancang bangun pembangunan kawasan wisata sejarah itu, pembangunan yang berlangsung di kawasan-kawasan bernilai sejarah,diharapkan berjalan dengan terkendali. Sehingga orisinalitas sejarah yang meliputi kawasan itu tidak hilang begitu saja ditelan zaman.
“Selain pengembangan kota tua dan daerah bersejarah lainnya, upaya menjadikan warisan budaya serta keunikan tradisi juga terus kita lakukan lewat berbagai iven maupun festival wisata. Apalagi, salah satu alasan wisatawan berkunjung ke Sumbar adalah untuk menikmati dan menyaksikan keunikan budaya dan sejarah yang ada,” jelasnya.
Dengan semakin bertambahnya WBTB Sumbar yang telah ditetapkan sebagai WBTB Indonesia, Luhur Budianda berharap pemerintah kabupaten/kota semakin serius menggarap sektor pariwisata.
Sebab menurut dia, ragam kekayaan budaya Sumbar itu sungguh potensial dijadikan daya tarik utama bagi sektor pariwisata. Pemerintah Kabupaten Kota didorong terus mempromosikan keunikan tradisi budaya masing-masing.
“Bahkan kita mendorong seluruh desa-desa wisata yang ada untuk menjadikan orisinalitas keunikan budaya sebagai daya tarik utama disamping kearifan lokal, keindahan alam maupun atraksi wisata yang ditonjolkan,” pungkasnya. (*)