“Satu green house untuk bunga yang dijual, satunya lagi untuk pembibitan dan tempat berfoto sampai bunga layak jual, jadi kita masih butuh greenhouse lagi, sebab permintaan sangat tinggi,” jelasnya.
Selain bunga krisan, ikon kedua objek wisata Batu Patah Payo yakni kopi payo. Kopi payo merupakan kopi jenis robusta yang memang masih peninggalan saat tanam paksa oleh Belanda dulu kalanya. Kopi Payo yang dijual dan diolah sendiri oleh masyarakat sekitar, mulai dari penanaman, pengolahan dan pengepakan.
“Nanti sekitar 30 hektare lahan lagi, bersama masyarakat sekitar, akan kita maksimalkan lagi tanaman kopi, dan berbagai komoditi pertanian lain,” tambahnya.
Kabar baiknya, untuk menikmati sensasi mewah dari destinasi itu, wisatawan masih dibebaskan dari retribusi. Semuanya gratis, mulai dari parkir dan biaya masuk. Namun demikian, bagi pengunjung yang tidak keberatan juga bisa memberikan uang parkir seikhlasnya pada petugas. (*)