Kampung Budaya Jawi-Jawi di samping menjadi bagian dari segmen grup studi tiru lingkup Sumatra dan Sumbar, juga telah menjadi bagian dari edu tourism International. Perkembangannya sejak tahun 2017, desa ini mencatatkan lebih dari 24 negara edu tourism dan wisatawan nusantara dengan total lebih dari 3000 orang.
Konsep berkelanjutan dengan jumlah kecil, tapi kualitas pengalaman dan pengeluaran wisatawan cukup tinggi setiap paket yang diharikan. Setidaknya lebih dari Rp3 juta setiap pengunjungnya.
Sebagai desa wisata yang berpengalaman dan terkelola dengan baik, Jawi-Jawi ini dalam menjamu wisatawannya telah memiliki cetak biru untuk pengelolaan pengunjung dengan peraturan yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh pemandu wisata putri daerah Jawi-Jawi di visitor information.
Nuansa yang dihadirkan mulai menikmati makan bajamba, tinggal di rumah gadang secara terpisah laki-laki dan perempuan, menikmati atraksi-atraksi lokal seperti kesenian randai di malam hari, bahkan hingga saling membaur bersama masyarakatnya.
Nuansa lain yang dihadirkan seperti di sore harinya dengan menikmati wisata mindfulness dengan kearifan lokal di atas bukit sambil menikmati kopi khas Jawi-Jawi dan pisang ketannya. Lalu destinasi lain yang menarik yaitu parlemen ota lapau untuk wisatawan pria sambil bermain koa. Di pagi hari wisatawan menaiki cigak baruak transportasi lokal menikmati sunrise Talang, dilanjutkan dengan bertani dan menamam bibit serta di akhir dengan atraksi tubing di sungai.
Kampung Budaya Jawi-Jawi sendiri juga telah menjadi bagian dari buku pedoman wisata nasional edisi 2021. Filosofi kehidupan Kampung Budaya Jawi-Jawi ini adalah Happiness, Harmony, Original Minangkabau Culture dan Hospitality.