Priyaldi meyakini, dengan dijadikannya Tabuik sebagai agenda pariwisata, kelestarian Budaya Tabuik dapat terus dijaga. Tidak hanya sekedar pesta budaya, pemahaman makna Tabuik juga harus disebarluaskan.
Ketua KAN Pasa, Yusran Yatim turut menuturkan hal demikian. Ia mengatakan, Tabuik merupakan kegiatan pariwisata yang mendapat dukungan dari pemerintah.
Menurutnya, untuk menepis isu miring terhadap pelaksanaan Tabuik, berbagai unsur masyarakat harus saling bekerja sama. Terutama tokoh Tuo Tabuik dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Pariaman harus bersama-bersama mendukung acara tersebut.
“Koordinasi antara Tuo Tabuik dan MUI sangat diperlukan untuk mendukung acara tahunana ini sukses digelar setiap tahun. Kita harus memandang Tabuik sebagai permainan anak nagari yang harus dilestarikan,” ungkapnya. (*)