Mendorong Ekowisata Bahari yang Berkelanjutan

Pantai Air Manis

Pos pengamanan di kawasan objek wisata Pantai Air Manis, Kota Padang. IRHAM

PADANG, HARIANHALUAN.ID  – Ekowisata Bahari memiliki peran penting untuk mendorong serta menggerakkan kegiatan multiplier efek ekonomi. Sehingga dibutuhkan ekowisata bahari berkelanjutan dapat diterapkan dengan baik.

Hal ini didiskusikan pada webinar nasional oleh Saota Research and Development bersama Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi yang digelar, Minggu (20/10) kemarin.

Menurut Guru Besar Universitas Andalas (Unand), Yonariza, ekowisata bahari sangat rentan terhadap perubahan iklim. Terutama pantai Barat Sumatra termasuk pada bagian dari pesisir Samudera Hindia. Oleh sebab itu, semestinya sudah dipersiapkan agar dapat meminimalisir sehingga ekowisata bahari tetap dipertahankan.

“Dampak perubahan iklim sudah kita rasakan saat ini seperti badai, abrasi laut dan topan yang selama ini belum pernah terjadi. Fenomena itu salah satu indikator dari perubahan iklim,” ujarnya.

Mengenai hal tersebut, Yonariza telah merencanakan proyek untuk pengembangan alat penilaian terhadap ketahanan dan keamanan mata pencaharian yang sensitif terhadap perubahan iklim. Proyek pengembangan alat ini akan berfokus terhadap mata pencaharian pesisir komunitas Samudera Hindia.

“Rencana proyek ini kita lakukan bersama tiga negara dari Thailand dan India. Diharapkan kajian dan penelitiannya dapat dilaksanakan tahun ini. Sebab diperlukan upaya-upaya agar ekosistem pesisir tahan terhadap perubahan iklim. Maka sebab itu perlu mengembangkan alat,” ujarnya.

Yonariza menilai, wilayah Sumatra akan terdampak lebih besar dibandingkan daerah lain. Dalam hal ekowisata bahari yang menyangkut terhadap mata pencaharian masyarakat lokal, perubahan iklim menjadi faktor yang dapat merusak ekowisata. “Bahaya dampak perubahan iklim dapat menutup usaha pariwisata, tentunya akan berpengaruh terhadap mata pencaharian. Terutama masyarakat yang menjual jasa ekowisata,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang, Chandra Eka Putra menjelaskan dalam pengembangan ekowisata bahari berkelanjutan tidak hanya memberikan efek positif bagi masyarakat lokal, tapi juga berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan laut dan pesisir.

“Selaku petugas keamanan tentu kami menjaga keamanan dan ketertiban umum. Karena saat ini sedang marak pedagang yang abai dengan peraturan. Sehingga itu mengganggu aktivitas dari pengunjung ekowisata seperti pantai,” ujarnya.

Ia mengatakan, pihaknya telah melakukan kegiatan pembersihan di daerah pantai padang untuk mendukung pengembangan ekowisata bahari berkelanjutan. Arus pasang yang kerap terjadi saat ini mengakibatkan volume sampah meningkat, sehingga berdampak pada pencemaran sepanjang pesisir pantai barat. “Sampah-sampah ini mengurangi daya dukung pengembangan ekowisata. Untuk itu mari bersama-sama menjaga lingkungan wisata sehingga wisatawan merasa nyaman saat berkunjung,” ujarnya.

Sementara itu, pengamat pariwisata Mentawai, Agustinus menjelaskan bahwa ekowisata bahari sangat berpotensi dalam membangun perekonomian masyarakat. Sebab, ekowisata bahari banyak yang dapat ditawarkan untuk wisatawan. Mulai dari surfing, mangrove, budaya, selam dan wisata memancing. “Dari potensi-potensi ekowisata bahari itu tentu akan muncul berbagai unit usaha salah satunya akomodasi, restoran, pramuwisata dan bahkan open trip,” ujarnya. (*)

Exit mobile version