“Di samping itu, juga perlu terus dilakukan sosialisasi geopark kepada masyarakat, terutama kepada pengelola geosite atau pemuka masyarakat setempat, agar nanti memiliki kesamaan visi dan pandangan dalam pengembangan geopark ke depan,” tuturnya.
Budi menambahkan, jumlah kunjungan wisatawan ke kawasan Daya Tarik Wisata Unggulan (DTWU) yang tersebar di 19 kabupaten/kota di Sumbar selama libur Lebaran lalu mencapai 1.237.832 orang. Data tersebut dihimpun dari tanggal 3 hingga 8 Mei 2022.
“Kami belum merinci berapa kunjungan di kawasan geopark. Daerah yang paling banyak dikunjungi itu Pasaman Barat dengan jumlah 232.471 orang, lalu Kabupaten Lima Puluh Kota dengan total pengunjung 153.018 dan di peringkat ketiga ada Kota Bukittinggi dengan jumlah 147.500 wisatawan,” katanya.
Terpisah, Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah mengatakan, saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar juga tengah menyiapkan langkah-langkah untuk mengajukan Geopark Ranah Minang menjadi UGGp.
“Dengan dukungan dan kerja sama semua pihak, diharapkan Geopark Ranah Minang nantinya bisa terdaftar di UNESCO. Sumbar sendiri memang punya potensi kawasan yang banyak untuk bisa dikembangkan menjadi geopark,” katanya.
Ia mengunngkapkan bahwa geopark pada dasarnya merupakan sebuah objek wisata yang orisinil. Dalam artian, wisata yang menyuguhkan keindahan bentang alam Sumbar. Upaya untuk mendapatkan status geoprak nasional dan internasional itu juga dalam rangka menjaga lingkungan, serta melindungi aset dan seluruh hal yang terkandung di kawasan tersebut.