Kawasan ini dulunya merupakan Hutan Lindung Bukit Barisan 1 dan sekarang setelah mendapat izin dari Kementrian Kehutan dan Lingkungan Hidup untuk dikelola oleh Lembaga Pengelola Hutan Nagari (LPHN) Nagari Salibutan, Kelompok Usaha Perhutanan Sosisal (KUPS Nyarai) dan Pokdarwis Nyarai.
Di lokasi Ekowisata Nyarai Hutan Gamaran ada Air Terjun Nyarai dengan lubuk atau kolamnya yang alami. Secara geologi kolam di Nyarai terbentuk secara alami dengan fenomena breksi, yaitu pusaran air yang menggerus dinding kolam yang membuat kolam terus membesar sehingga terbentuk kolam secara alami. Pengunjung yang datang ke Air Terjun Nyarai termasuk pengunjung yang beruntung, karena bisa menyaksikan fenomena jutaan tahun yang lalu.
Selain Lubuk Nyarai, Desa Wisata Nyarai juga memiliki Daya Tarik Wisata Alam seperti Air Terjun Belek, Pemandian Lubuk Napa dan Lubuak Larangan (salah satu konservasi ikan dari masyarakat Minangkabau secara turun temurun dimana adanya larangan mengambil ikan di lubuak tersebut sebelum waktu yang ditentukan, jika melanggar dikenakan sanksi adat).
Ikan yang diambil dalam waktu tertentu dibayar oleh pemborong ikan dan hasil dari penjualan ikan tersebut disumbangkan ke masjid, desa dan kegiatan sosial lainnya.
Selain wisata alam, di tempat ini juga terdapat wisata budaya yang tidak kalah menariknya, seperti silek dan tari pasambahan. Untuk kuliner, Desa Wisata Nyarai memiliki hidangan khas yaitu Ikan Panjang dan Ikan Gariang (hasil dari tangkapan sungai sekitar Hutan Gamaran) yang diolah oleh masyarakat `untuk disajikan kepada wisatawan.
Selain wisata minat, keunggulan desa wisata ini adalah kekuatan ibu-ibu atau emak-emaknya dalam membuat produk kreatif. Beberapa produk kreatif yang sudah dihasilkan ibu-ibu di Desa Wisata Nyarai adalah, asam kandih, yang sudah dikeringkan serta dikemas dengan baik, dan asam kandih ini sudah di jual beberapa titik super market di Sumatera Barat. Produk turunan dari asam kandih ini juga beragam, ada dijual dalam bentuk sirup, permen dan pencuci piring.