BUKITTINGGI, HARIANHALUAN.ID -- Dinas Pariwisata Kota Bukittinggi mencatat jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara di objek wisata berbayar Kota Bukittinggi dari Januari- Oktober 2024 sebanyak 604.884 orang.
Dari total kunjungan tersebut, 476,679 orang diantaranya berkunjung ke objek wisata Taman Marga Satwa Budaya Kinantan (TMSBK), dan 128.214 orang berkunjung ke objek wisata Taman Panorama Lobang Jepang (TPLJ).
"Untuk pengunjung nusantara yang berkunjung di TMSBK dan TPLJ sebanyak 594.506 orang, dan pengunjung mancanegara sebanyak 10.378 orang," ujar Kepala Dinas Pariwisata Kota Bukittinggi Rofie Hendria, Kamis (7/11).
Dikatakannya, melihat data kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara di dua objek wisata berbayar tersebut, memang terjadi penurunan kunjungan wisata ke Bukittinggi di banding tahun sebelumnya.
Pada tahun lalu kata Rofie, kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara di duo objek wisata itu hingga akhir Desember 2023 menembus 1 juta lebih pengunjung.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, jumlah kunjungan hingga Oktober 2023 sudah mencapai 800 ribu pengunjung. Sementara hingga Oktober tahun ini, jumlah kunjungan baru mencapai 600 ribu lebih pengunjung.
Menurut Rofie, dalam enam bulan pertama di 2024 (Januari-Juni), tingkat kunjungan wisata ke Bukittinggi memang terjadi penurunan.
Hal ini akibat dampak dari bencana alam yang melanda beberapa daerah di Sumbar, seperti erupsi Gunung Marapi, banjir lahar dingin dan banjir bandang.
Terputusnya akses jalan nasional Padang-Bukittinggi akibat bencana banjir bandang beberapa waktu lalu juga turut memengaruhi kunjungan wisata ke Bukittinggi.
Selain itu, isu gempa megathrust juga mempengaruhi kunjungan wisata, karena ada kecemasan dan kekhawatiran dari wisatawan luar daerah untuk melakukan kunjungan wisata.
"Dengan adanya musibah bencana alam itu, memang terjadi penurunan kunjungan wisata ke Bukittinggi dan Sumbar pada umumnya
dalam enam bulan pertama tersebut," kata Rofie Hendria.
Menyikapi penurunan kunjungan wisata ke Bukittinggi imbuhnya, pihaknya telah melakukan rapat evaluasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar terkait upaya dan langkah mengatasi kondisi tersebut.
"Dari evaluasi tersebut ada berbagai langkah strategis yang dilakukan untuk menarik kembali kunjungan wisatawan ke Bukittinggi, terutama dalam menyambut libur Natal dan tahun baru," ujar Rofie.
Ia menjelaskan, pada Januari jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara tercatat sebanyak 55.393 orang, Februari 63.709 orang dan Maret 28.308 orang.
Kemudian pada April 151.355 orang, Mai 50.960 orang, Juni 48.280 orang, Juli 71.476 orang, Agustus 40.352 orang, September 51. 344 orang, dan Oktober 43.707 orang.
"Dari total kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara di dua objek wisata itu, telah memberikan kontribusi PAD sebesar Rp13.907.579.000. Sebesar Rp 11.430.419.000 diantaranya dari retribusi TMSBK dan Rp 2.477.160.000 dari retribusi TPLJ," kata Rofie Hendria.
Menurutnya, Dinas Pariwisata menargetkan hingga Desember 2024, total retribusi yang dihasilkan dari dua objek wisata tersebut bisa mencapai Rp17 miliar lebih.
"Masih ada waktu dua bulan lagi untuk mencapai target retribusi tersebut. Apalagi di bulan Desember akan ada momen libur Natal dan tahun baru. Kita berharap dalam dua bulan ini kunjungan wisata ke Bukittinggi dapat meningkat," tutur Rofie. (*)