“Pengelolaan Sistem dan Administrasi menggunakan sistem berbasis cloud untuk administrasi sekolah, sehingga efisien dan mudah diakses kapan saja. Semua dokumen, tugas, dan komunikasi dikelola secara digital melalui platform seperti Google Classroom,” katanya.
Yansen menyebutkan, GRS berfokus pada keterampilan seperti kolaborasi, komunikasi, kreativitas, dan berpikir analisis kritis, adaptasi, imaginasi. Pembelajaran terfasilitasi secara personalisasi, ragam variable asesmen dan diferensiasi dan teknologi mendukung pembelajaran berbasis proyek dan eksplorasi.
Kemudian, siswa dan guru dapat terhubung dengan komunitas global untuk berbagi ide dan berkolaborasi lintas negara. Akses pembelajaran tidak terbatas pada ruang kelas fisik. Kolaborasi global jarang dilakukan dan lebih berfokus pada ruang lingkup lokal.
“Efisiensi biaya jangka panjang dengan teknologi seperti Chrome Education Upgrade, yang hemat dan mudah dikelola. Penggunaan teknologi juga mengurangi kebutuhan cetak dokumen,” ujarnya.
Selain itu, ada lima poin penting yang membedakan pembelajaran GRS ini yakni pertama pendekatan teknologi dalam pembelajaran. Kedua, pengelolaan sistem dan administrasi.
Ketiga, pendekatan terhadap keterampilan abad ke-21 yang Dr. Tony Wagner. Keempat ketersediaan aksebilitas dan kolaborasi global (nasional dan internasional). Terakhir, biaya dan efisiensi.
Education Specialist Google Renti Rosmalis menambahkan, untuk di Sumbar dan Sumatera pada umumnya, GRS yag resmi satu yakni Sekolah Kristen Kalam Kudus Padang. Sementara untuk yang masuk sebagai kandidat GRS di Sumbar ada sebanyak empat sekolah.