HARIANHALUAN.ID – Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi (Wakajati) Sumatera Barat Sugeng Hariyadi turun tangan memberikan pembelajaran pendidikan kepada Siswa SMAN 1 Padang, Senin (9/12).
Sugeng yang pernah menjabat Wakajati Sulawesi Tenggara (Sultra) ini memberikan materi tentang hoax yang memicu siswa melanggar UU ITE akibat kurang bijak dalam menggunakan media sosial (medsos).
“Hendaknya setelah siswa mendapat pembelajaran tentang hoax ini, mereka lebih bijak dalam bermedsos,” kata Sugeng didampingi Kabid Pendidikan SMA Dinas Pendidikan Sumbar Mahyan dan Kepala Sekolah SMAN 1 Padang Syamsul Bahri.
Ia menyampaikan program Jaksa Mengajar ini merupakan program yang baru dilaunching Kejati Sumbar yang bekerjasama dengan Pemprov Sumbar melalui Dinas Pendidikan.
Tujuannya sebut Sugeng, bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat Sumatera Barat, sekaligus juga sebagai amal sedekah mengajar.
Ia juga menyebut, program ini juga dilatarbelakangi karena maraknya berbagai masalah yang melanda, seperti tawuran antar pelajar yang sering terjadi. Selain itu juga konten-konten medsos banyak menyebarkan hoax.
“Banyak hoax berseliweran di media sosial. Jangan sampai karena ikut serta menyebar berita hoax tanpa menyaring informasi, masa depan adek adek semua menjadi terganggu,” tutur pria yang pernah menjadi Jaksa Penuntut Umum Irjen Pol Ferdi Sambo itu.
Sugeng meminta kepada siswa SMAN 1 Padang untuk membangun mimpi besar dari sekarang. Kalau bermimpi jangan tanggung-tanggung, karena dari mimpi itu diharapkan bisa terwujud di masa depan.
Terkhusus kepada wanita, jangan merasa minder. Karena di Indonesia saat ini tidak ada lagi perbedaan gender dalam memperoleh kesempatan kerja. Siapapun bisa bekerja di bidang apapun.
“Saya seorang Anak Guru SD dan sekolah mendapat beasiswa dari Yayasan Supersemar, dahulu bercita-cita jadi dokter. Namun karena Allah berkehendak lain, saya menjadi jaksa dan menjabat Wakajati Sumbar saat ini,” ucapnya.
“Adek adek wanita juga jangan minder . Karena kesetaraan gender sudah berjalan di Indonesia. Wanita pun juga bisa menjadi pemimpin. Contoh saja Kejati Sumbar saat ini, dipimpin oleh wanita. Namanya Ibu Yuni Daru Winarsih. Masih banyak juga wanita lain yang menjadi pemimpin,” pungkasnya. (h/win)