Ia mengingatkan, apabila momentum ini tidak dimanfaatkan dengan baik, pada akhirnya tidak akan menghasilkan perubahan paradigma dan dampak transformasi pembelajaran yang selama ini diperjuangkan, yakni pembelajaran yang berpihak pada murid.
“Dengan peluncuran kurikulum baru, mudah-mudahan ini bisa diakselerasi lebih jauh lewat TPN 9 karena memang adanya kurikulum baru ini bisa jadi sesuatu yang menguatkan dan melengkapi,” kata Najelaa.
Ia juga mengungkapkan, adanya miskonsepsi mengenai kurikulum yang masih sering terjadi. Seperti pandangan bahwa kurikulum merupakan milik guru atau penyelenggara satuan pendidikan. Najelaa menegaskan, kurikulum seharusnya adalah milik murid.
“Kurikulum itu menghubungkan murid dengan tujuan pembelajaran, tapi lagi-lagi tujuan pembelajaran bukan hanya yang ada di selembar kertas atau yang ada di dalam satuan pendidikan. Tapi yang sesuai dengan konteks di dunia nyata. Ini butuh gerakan dan juga kesadaran,” tutur Najelaa. (*)