PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Penerimaan peserta didik baru (PPDB) tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Kota Pariaman menyediakan daya tampung dua ribu lebih siswa baru tahun ajaran 2025/2026.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Pariaman, Hertati Taher menjabarkan, proses PPDB dilangsungkan Juni ini dengan tingkat SD yang dibuka terlebih dahulu. Adapun kuota atau daya tampung yang tersedia hampir sama dengan tahun lalu sekitar 1500 siswa untuk 72 SD negeri dan sepuluh SD swasta.
“PPBD tingkat SD sudah dimulai sejak 16 Juni 2025 dengan proses penerimaan sesuai zonasi. Pendaftaran siswa baru tingkat SD dilakukan secara langsung dengan mengisi formulir yang diberi sekolah tujuan,” kata dia saat ditemui Haluan, Senin (16/6).
Hertati mengatakan, proses PPDB akan berlangsung seperti tahun sebelumnya dengan pengisian kuota sesuai pemetaan domisili calon siswa baru. Sementara untuk tingkat SMP akan dibuka pendaftarannya pada 23 Juni mendatang.
“Berbeda dengan SD, PPDB SMP akan dilangsungkan secara daring dengan empat tahapan yaitu, domisili, prestasi akademik dan nonakademik, afirmasi dan mutasi,” paparnya.
Adapun daya tampung penerimaan siswa baru tingkat SMP negeri dan swasta bejumlah sekitar 1200 orang lebih. Disampaikannya, terdapat sembilan SMP negeri dan lima SMP swasta yang ada di Kota Pariaman untuk dijadikan tujuan pendaftaran bagi calon siswa baru.
Lebih lanjut, berdasarkan empat tahapan penerimaan siswa baru tingkat SMP, terdapat perbedaan kuota pada masing-masing tahapannya. Jalur domisili akan menampung 35 persen siswa baru per sekolah, sementara jalur prestasi menerima 30 persen siswa, jalur afirmasi 30 persen siswa dan jalur mutasi lima persen siswa.
“Jadi, daya tampung terbesar itu ada pada jalur domisili. Kemudian jalur prestasi dan afirmasi, dan terakhir jalur mutasi,” terangnya lebih lanjut.
Disampaikan Hertati, dalam memenuhi kuota masing-masing sekolah diharapkan turut berupaya meningkatkan kepercayaan calon siswa dan orang tua siswa baru. “Terutama bagi kepala sekolah, harus bisa meningkatkan kepercayaan siswa dan orang tua siswa agar mau menyekolahkan anak-anaknya di sekolah tersebut,” tuturnya. (*)