PADANG PANJANG, HARIANHALUAN.ID— Mahasiswa Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang angkatan 2024 menggelar Festival Main Kota: Tradisi dalam Beton sebagai bentuk respons terhadap memudarnya nilai kebersamaan dan budaya tradisional di tengah kehidupan perkotaan.
Festival yang berlangsung pada Kamis (19/6/2025) di Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau (PDIKM) Padang Panjang ini mengusung konsep kampung bermain, menghadirkan kembali semangat permainan tradisional seperti bakiak, cakbur, engklek, dan enggrang.
Sebanyak 17 sekolah dasar dari Kota Padang Panjang berpartisipasi dalam lomba permainan tersebut, menciptakan suasana meriah penuh antusiasme.
Acara dibuka dengan penampilan Tari Lesung oleh pelajar tingkat SMP. Tarian ini memikat penonton dengan gerakannya yang dinamis, menyimbolkan harmoni antara warisan tradisi dan kehidupan modern.
Ketua pelaksana, Bayu Trisya, menyampaikan keprihatinannya atas makin hilangnya budaya bermain di kalangan anak-anak. “Jangan biarkan kami punah, biarkanlah kami tumbuh bersama alam,” ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata Sumatera Barat, Luhur Budianda, menyambut baik kegiatan ini dan menyebutnya sebagai upaya penting dalam menghadapi tantangan digitalisasi. “Ini bisa kita kolaborasikan agar jadi program berkelanjutan,” katanya.
Rektor ISI Padangpanjang, Febri Yulika, turut mengapresiasi festival tersebut. Menurutnya, kegiatan ini merupakan wujud kerinduan kolektif terhadap budaya lokal yang tergerus zaman.