TANAH DATAR, HARIANHALUAN.ID— Tak semua mimpi lahir dari cinta pada pandangan pertama. Febyola Rahmika Putri justru memulai jalannya sebagai bidan muda setelah patah hati dari impian-impian awal yang tak berhasil diraih.
Namun, dari kegagalan itulah ia tumbuh menjadi pribadi tangguh yang kini tak hanya aktif di dunia kebidanan, tapi juga dikenal sebagai penulis, aktivis muda, dan inspirasi bagi generasinya.
Perempuan kelahiran Katimahar, 7 Juli 2002, ini adalah anak sulung dari empat bersaudara. Di usianya yang hampir menginjak 23 tahun, Feby membagi waktu antara bekerja sebagai bidan dan menempuh pendidikan di Program Sarjana Kebidanan Universitas Fort De Kock, Bukittinggi.
“Saya awalnya tidak ingin jadi tenaga kesehatan. Saya sempat mencoba masuk kampus top dan sekolah kedinasan, tapi semuanya gagal,” kata Feby, mengingat masa-masa sulit pasca kelulusan SMA.
“Sempat putus asa, sampai akhirnya orang tua yang terus mendorong saya untuk tetap melanjutkan kuliah.”
Sebelum terjun ke dunia kebidanan, Feby dikenal aktif di dunia seni dan sastra. Ia mulai menulis sejak SMP dan menorehkan prestasi di berbagai lomba cipta puisi, mulai dari tingkat kabupaten hingga provinsi.
Di antaranya, Juara I FLS2N Kabupaten Pasaman, dan Juara I “Tali Tigo Sapilin” tingkat provinsi. Bagi Feby, menulis adalah cara menyampaikan isi hati dan bentuk pelarian yang produktif.