PADANG, HARIANHALUAN.ID – Meningkatkan mutu pendidikan matematika sekaligus membangun karakter siswa terus dilakukan di Kota Padang. Salah satunya melalui Pelatihan Penyusunan dan Implementasi Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Deep Learning Berbasis Teknologi yang digelar di SDN 02 Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah, Sabtu (9/8/2025).
Kegiatan ini diikuti para guru Sekolah Dasar (SD) dari Gugus VI Koto Tangah. Pelatihan berfokus pada pemahaman dan penerapan strategi pembelajaran matematika yang mendorong siswa berpikir kritis, kreatif dan mampu memecahkan masalah secara mandiri.
Pelatihan dipimpin Prof. Syafri Ahmad, Ph.D., selaku ketua bersama anggota tim Prof. Zelhendri Zen, Ph.D., Dra. Hamimah, M.Pd., dan Masniladevi, M.Pd. Dua narasumber dihadirkan, yakni Salmiwati, M.Pd., Pengawas Kota Padang yang memaparkan materi penguatan kurikulum dan supervisi pembelajaran, serta Noven Willya Sukma, M.Pd. dari SDN Percobaan Kota Padang yang berbagi praktik penerapan teknologi dalam pembelajaran matematika.
Ketua Gugus VI, Nurhasanah, S.Pd., menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi kepada narasumber dan tim penyelenggara. Menurutnya, kegiatan ini sangat relevan dengan tantangan pendidikan saat ini.
“Pembelajaran matematika yang memanfaatkan teknologi dan mengadopsi pendekatan deep learning tidak hanya membantu siswa memahami konsep secara mendalam, tetapi juga membentuk sikap positif seperti ketekunan, rasa ingin tahu dan kerja sama. Guru menjadi fasilitator yang membimbing siswa mengeksplorasi pengetahuan dengan cara yang lebih menarik dan bermakna,” ujarnya.
Pelatihan menggabungkan paparan teori, sesi praktik dan diskusi interaktif. Peserta diperkenalkan pada konsep deep learning dalam pembelajaran matematika yang menekankan pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher-order thinking skills). Selanjutnya, mereka mencoba berbagai perangkat dan aplikasi teknologi, seperti simulasi interaktif, math learning apps, hingga pembuatan modul ajar.
Selain itu, guru dilatih mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter dalam setiap rancangan pembelajaran, seperti disiplin, tanggung jawab, kolaborasi dan empati. Nilai-nilai ini diharapkan tertanam secara alami melalui proses pembelajaran yang aktif dan kontekstual.
Suasana pelatihan berlangsung hangat dan penuh antusias. Peserta aktif bertanya, berbagi pengalaman, serta mendiskusikan tantangan di kelas. Beberapa guru bahkan langsung membuat lesson plan berbasis teknologi untuk topik matematika tertentu.
Penyelenggara berharap pelatihan ini tidak hanya meningkatkan kompetensi guru, tetapi juga membentuk komunitas belajar berkelanjutan di Gugus VI Koto Tangah, sehingga pembelajaran matematika di SD menjadi lebih menarik, relevan, dan berdampak positif bagi perkembangan akademik dan karakter siswa. (*)