“Menariknya, banyak dari mereka yang ternyata teman kecil. Pertemuan ini memicu daya ingat, membuat para lansia lebih ceria dan semangat,” katanya.
Materi yang diberikan mencakup cara menjadi lansia yang sehat, tangguh, dan aktif di masa tua. Menurut Yulia, ketika lansia aktif dan mendapat stimulasi untuk memacu daya ingat, maka kondisi mental dan fisik mereka akan lebih sehat. “Hal ini juga membantu mencegah berbagai penyakit degeneratif,” tambahnya.
Saat ini, angkatan kedua sekolah lansia telah dimulai dengan jumlah peserta sekitar 80 orang. Antusiasme tetap tinggi seperti pada angkatan pertama. “Pada angkatan pertama, kami menerima timbal balik positif. Banyak peserta yang merasa lebih bersemangat menjalani hari-harinya setelah ikut sekolah lansia,” ungkapnya.
Ia juga menyebutkan, lansia di Kota Pariaman tergolong sehat dan produktif. Meskipun usia sudah senja, mereka rata-rata masih banyak beraktivitas. Bahkan ada peserta yang tetap berangkat dan pulang sekolah dengan mengayuh sepeda.
Pemerintah Kota Pariaman berharap sekolah lansia ini menjadi wadah pemberdayaan yang terus berkelanjutan. “Kami ingin para lansia memiliki kualitas hidup yang lebih baik, tetap mandiri, dan merasa bermanfaat bagi lingkungan,” ujarnya.
Program ini, lanjutnya, akan terus dikembangkan agar lebih banyak lansia yang dapat merasakan manfaatnya. “Semoga ke depan, sekolah lansia menjadi gerakan bersama yang didukung semua pihak, sehingga lansia di Kota Pariaman benar-benar menjadi lansia tangguh dan berdaya,” tutupnya. (*)