Oleh : Nurul Maulidya Putri Arini, S.Pd, Gr (Guru PK BAM SDN 18 Tarok Dipo)
Pada tanggal 26 dan 28 Agustus 2025, suasana di Museum Rumah Adat Nan Baanjuang Kota Bukittinggi, dipenuhi semangat pelestarian budaya.
Acara “Workshop Bukittinggi Berbudaya” sukses digelar dengan tema yang sangat kental dengan identitas Minangkabau, “Penutup Kepala Minangkabau: Tikuluak dan Deta”.

Workshop ini menghadirkan dua nara sumber yang mumpuni. Pada hari pertama, Selasa (26/8), Bundo Zulzetri dengan penuh keanggunan mengajarkan seni melipat tikuluak kepada para peserta perempuan.
Ia tak hanya memperagakan berbagai model yang menawan, tetapi juga menanamkan makna filosofis di balik setiap lipatan yang mencerminkan status dan kehormatan seorang perempuan Minangkabau.
Dua hari kemudian pada Kamis (28/8), giliran siswa laki-laki yang mendalami warisan budaya mereka. Datuak Yusrizal Sutan Mangkuto dengan penuh wibawa menjelaskan dan memperagakan cara memakai deta.
Ia menekankan bahwa deta bukan sekadar penutup kepala, melainkan simbol kehormatan, kebijaksanaan dan tanggung jawab seorang laki-laki di dalam adat Minangkabau.