HARIANHALUAN.ID — Universitas Andalas (Unand) menandatangani perjanjian kerja sama atau Memorandum of Understand (MoU) dengan Satuan Kerja Khusus (SKK) Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (Migas) di Ruang Seminar Utama Lantai 5 Perpustakaan Unand pada Kamis (7/7/2022).
Rektor Universitas Andalas, Prof, Dr Yuliandri SH. MM mengatakan, kerja sama yang dijalin pihaknya dengan SKK Migas itu, bertujuan untuk memberikan pelayanan dan pengembangan proses pendidikan terbaik bagi para mahasiswa Unand, yang hendak melakukan penelitian, maupun menyiapkan diri untuk memasuki dunia kerja.
“Apalagi saat ini dalam pengembangan dan pelayanan proses di bidang pendidikan, tidak bisa lagi dikerjakan sendiri, melainkan harus dikerjakan bersama-sama stakeholder terkait, terutama untuk mengembangkan jurusan dan prodi tertentu,” ujarnya kepada hadirin.
Rektor menyebutkan, tanggungjawab untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tanggungjawab konstitusional setiap elemen bangsa. Untuk itu, menurutnya, kerja sama yang dijalin Unand dengan SKK Migas, merupakan wujud pengejawantahan tugas suci konstitusional tersebut.
Senada dengan itu, Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Rudi Satwiko mengatakan, kerja sama SKK Migas dengan pihak Unand sebetulnya telah berjalan semenjak lama. Bahkan, menurutnya, tidak lama ini SKK Migas baru saja memberikan dana hibah penelitian bagi mahasiswa Unand.
“Dari 25 mahasiswa yang diberikan dana hibah penelitian oleh SKK Migas yang berasal dari 10 PTN lainnya di wilayah Sumatra Bagian Utara, 10 orang atau hampir dari setengah penerimanya adalah mahasiswa Unand,” ucapnya.
Untuk itu, Rudi berharap agar kerja sama dengan pihak Unand dapat terus berlanjut di kemudian hari. Apalagi, menurutnya, Sumber Daya Manusia (SDM) lulusan Unand telah banyak berkontribusi positif dalam industri Migas di Indonesia.
Kegiatan itu juga diisi dengan pemberian materi kuliah umum berjudul ‘Strategi Membangun Ketahanan Energi di Era Transisi Untuk Mendujung Pembangunan Nasional Yang Berkelanjutan’, yang dipaparkan langsung oleh Kepala SKK Migas RI, Dwi Soetjipto.
Pada kuliah umum yang diikuti oleh ratusan mahasiswa Unand dari berbagai jurusan dan program studi itu, Dwi Soetjipto memaparkan berbagai tantangan ketahanan energi yang tengah dihadapi oleh Indonesia di tengah situasi geopolitik global, yang tengah memanas antara Rusia dan Ukraina.
“Perang yang terjadi di Rusia dan Ukraina, sedikit banyaknya berimbas ke Indonesia, konflik itu telah menyebabkan terganggunya distribusi pasokan minyak dan gas dari Rusia dan Ukraina ke berbagai belahan dunia lainnya, sehingga menyebabkan melonjaknya harga kebutuhan pokok, termasuk di Indonesia,” ucapnya.
Selain itu, Dwi juga menyampaikan bahwasanya saat ini SKK Migas juga sudah mulai melirik potensi cadangan minyak dan gas di wilayah yang disebutnya, South West Bukit Barisan yang terletak di wilayah Provinsi Sumatra Barat.
“Namun rencana eksplorasinya masih terkendala dengan belum adanya off taker atau pembeli dari wilayah Sumbar sendiri. Untuk itu, kita berharap dengan kerja sama dengan Unand, kedepannya pembelinya ini bisa dicarikan dengan berkerja sama dengan pemerintah daerah setempat. Apalagi jika ini terealisasi, akan banyak tenaga kerja yang bisa terserap,” ucapnya. (*)