Membawa Spirit Menghafal Al-Quran, Syaikh Adnan Althaf Kunjungi SMP IT Cahaya Makkah

SMP IT Cahaya Makkah

Syaikh Adnan Althof Alhanafi Almadani di Cahaya Makkah. Osniwati

HARIANHALUAN.ID – SMP IT Cahaya Makkah menerima kunjungan dari Syaikh Adnan Althof Alhanafi Almadani. Ia memberikan motivasi dan semangat menghafal Al-Qur’an kepada siswa dan majelis guru, Selasa (26/7/2022).

Pembina Yayasan Cahaya Makkah, Buya Darmansyah mengatakan bahwa suatu kehormatan bagi Yayasan Cahaya Makkah atas kedatangan Syaikh Adnan Althof Alhanafi Almadani.

“Kita mesti berbahagia atas kehadiran salah satu ulama yang berasal dari Kota Mekkah ini. Syaikh kita ini kampungnya sama dengan Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah penghafal Qur’an dan beliau serta pendidik yang sekarang tersebar diberbagai daerah, salah satunya adalah saya,” katanya.

Kegiatan tersebut berlangsung di Masjid Nurul Fikri SMP IT Cahaya Makkah. Acara penyambutan kunjungan dihadiri juga oleh seluruh pengurus, guru, pegawai, karyawan dan siswa SMP IT Cahaya Makkah. 

Acara dipandu oleh Ustad Andre Saputra, salah satu tenaga pendidik di SMP IT Cahaya Makkah, sekaligus menjadi penerjemah. 

Syaikh Adnan Althof Alhanafi Almadani memberikan ceramah agama dan semangat kepada semua pengurus Yayasan Cahaya Makkah. Ia menyampaikan tentang kemuliaan Al-Qur’an, keagungan Al-Qur’an dan janji Allah terhadap penjagaannya.

“Al-Qur’an adalah kitab yang secara langsung dijaga oleh Allah SWT. Sejak 14 Abad yang lalu bahkan hingga dunia ini berakhir (kiamat), tidak ada satu manusia pun yang bisa mengubah kemurnian dan keasliannya. Bahkan walau hanya satu ayat saja, satu huruf saja, bahkan barang hanya satu harakat saja,” katanya.

Ia menjelaskan bahwasanya Ia dalam kunjungannya ke Indonesia dalam rangka mengunjungi murid-muridnya yang dulu pernah belajar kepadanya. Salah satunya adalah Pembina Yayasan Cahaya Makkah, Buya Darmansyah.

Pada kesempatan itu, ia juga menceritakan historis lembaga pendidikan tempat dimana ia mengajar. Bahwa sudah lebih dari ratusan tahun lembaga itu berdiri, di sana juga pernah belajar pendiri dua organisasi besar di Indonesia, yaitu Muhammadiyyah dan Nahdatul Ulama.

“Bahwa Rasulullah ketika wafat tidak meninggalkan warisan apa-apa, kecuali Al-Qur’an dan sunnah. Yang wajib kita pelajari dan dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan. Semangatlah anak-anakku dalam menghafal Al-Qur’an. Menghafal terkadang memang melelahkan, namun bila Allah dan rasulnya beserta orang tua kita jadikan tujuan, maka Insyaallah akan terasa ringan kita menjalaninya,” katanya. (*)

Exit mobile version