HARIANHALUAN.id – Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Asisten Keperawatan Sumatera Barat telah terbentuk dari hasil pertemuan guru-guru produktif di SMK Kesehatan Genus Bukittinggi, Jumat (05/08/22).
Pertemuan yang dibuka oleh pembina SMK Kesehatan Sumatera Barat Defi Endri yang juga Kepala SMK Genus Bukittinggi dihadiri sekitar 20 orang guru keperawatan dari SMK Genus Bukittinggi, SMK Kesehatan Genus Sumbar, SMK Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi, SMK Kosgoro 2 Payakumbuh dan SMK Negeri Kota Besar Darmasraya.
Defi Endri dalam sambutannya sangat mengapresiasi terbentuknya musyawarah Guru Mata Pelajaran Produktif yang digagas oleh Sesri Yenti dan kawan kawan dari SMK Genus Bukittinggi.
“Dengan adanya MGMP ini, kesulitan bahan ajar, kesulitan dalam proses belajar mengajar, kesulitan membuat modul, membuat silabus dan RPP dapat dipecahkan secara bersama-sama melalui musyawarah Guru Produktif, karena guru-guru keperawatan adalah berasal dari non keguruan,” jelasnya.
Ditambahkannya, pengalaman dulu ketika ia mendirikan SMK Kesehatan banyak orang mempergunjingkan bahwa ia orang gila. Mengapa dikatakan orang gila karna SPK (Sekolah Perawat Kesehatan) ditutup, tapi ia justru membuka SMK Kesehatan.
Dikatakannya, memang ketika itu SMK Kesehatan yang sudah ada terletak di persimpangan jalan, mau dibawa ke mana SMK Kesehatan. Karna regulasinya tidak jelas. Dunia usaha dan industri bidang kesehatan seperti rumah sakit dan klinik tidak mau menerima siswa SMK Kesehatan untuk prakerin apalagi untuk menerima tamatan SMK Kesehatan bekerja di rumah sakit dan klinik.
Singkat cerita, ia bersama kepala- kepala SMK Kesehatan se-Indonesia membentuk organisasi Persemki (Persatuan SMK Kesehatan Indonesia).
“Melalui wadah inilah kami berjuang mendesak Kementerian Kesehatan untuk mengeluarkan Permendiknas. Akhirnya setelah berdarah darah berjuang ke PPSDM Kementrian Kesehatan akhirnya keluarlah Permenkes no 80 tahun 2016 Tentang kedudukan dan fungsi SMK Kesehatan,” ungkapnya.
Dengan adanya regulasi Permenkes no 80 Tahun 2016 itu, maka yayasan yayasan di Indonesia berebut membuka SMK Kesehatan termasuk di Sumatera Barat.
“Di Sumbar saja sudah ada kurang lebih 15 SMK Kesehatan yang tersebar di kabupaten/kota, termasuk SMK Negeri membuka program keahlian asisten Keperawatan dan Farmasi,” jelasnya.
Dengan dibukanya jurusan kesehatan di SMK Negeri di Sumbar, secara tidak langsung menjadi saingan besar bagi SMK Swasta di bidang kesehatan.
Defi Endri mengatakan agar swasta tidak kalah bersaing dengan SMK Negeri, maka sekolah swasta harus meningkatkan mutu, pelayanan, disiplin dan prestasi siswa dan sekolah.
“Untuk itu, mari kita bersama sama berjuang memajukan sekolah swasta di tempat kita bertugas,” kata Kepsek berprestasi tingkat nasional.
Melalui musyawarah guru-guru asisten keperawatan se-Sumbar terpilih Ns.Sesri Erliyanti, S.Kep sebagai ketua, Okta Handayana, S.Kep sebagai Sekretaris dan Dayat S.kep sebagai bendahara.
Pada kesempatan yang sama Ketua terpilih Sesri Erlianty berjanji akan bersungguh sungguh memimpin MGMP Asisten Keperawatan ke depan.
“Bulan September pertemuan MGMP di SMK Kesehatan Genus Sumbar dengan mengundang Kadis dan kabid Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar. Kemudian Oktober pertemuan MGMP di SMK Negeri Kota Besar Dharmasraya, November di SMK Kosgoro Bukittinggi dan Desember di SMK Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi”,jelas Sesri.
Defi Endri sebagai pembina mengingatkan untuk segera mengurus SK MGMP Asisten Keperawatan dari Dinas Pendidikan Provinsi dan segera membuat program kerja. (*)
Penulis: Silvia Oktarice