217 Praja IPDN Kampus Sumbar Kunjungi KAN Lasi

IPDN

Praja IPDN foto bersama dengan Forkopimda dan tokoh masyarakat di Kerapatan Adat Nagari (KAN) Lasi, Kecamatan Candung, Kabupaten Agam, Minggu (14/8/2022). Yursil

HARIANHALUAN.ID – Sebanyak 217 Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri  IPDN Kampus Sumbar mengunjungi Kerapatan Adat  Nagari (KAN) Lasi, Kecamatan Candung, Kabupaten Agam, Minggu (14/8/2022).

Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka melakukan studi pengenalan budaya lokal Minangkabau dihadiri Bupati Agam, Andri Warman bersama unsur Forkopinda, sejumlah pimpinan SKPD, Camat Candung dan wali ngari se-Kecamatan Candung.

Ketua KAN Lasi, AKBP Dr Jamalul Ihsan  Rajo Nan Sati memberikan apresiasi kepada IPDN yang telah memilih Nagari Lasi sebagai studi pengenalan budaya lokal Minangkabau.

“Ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi kami dikunjungi oleh calon-calon pemimpin yang berasal dari seluruh Indonesia. Semoga pengetahuan tentang adat Minangkabau yang didapat dalam kegiatan ini bisa membantu adik-adik praja dalam bertugas bilamana telah dilantik jadi PNS nantinya,” kata Jamalul.

Sementara itu, Direktur IPDN Kampus Sumbar, Tun Huseno mengatakan, studi pengenalan budaya lokal bagi pra praja muda merupakan kegiatan ektrakurikuler. Kegiatan itu merupakan bagian dari kegiatan keprajaan untuk memperkenalkan dan mengetahui prosesi-prosesi adat di Minangkabau yang dikaitkan dengan konteks kekinian.

“Praja yang mengikuti acara ini sebanyak 217 praja muda IPDN yang berasal dari suluruh nusantara. Dipilihnya Nagari Lasi sebagai lokasi untuk studi pengenalan budaya lokal Minangkabau itu, karena ia melihat di Nagari Lasi adat dan budayanya masih terpelihara dengan baik,” ujar Tun Huseno.

Bupati Agam, Andri Warman mengatakan, praja IPDN Kampus Sumbar berasal  dari sabang sampai merauke. Selama mereka menjalani pendidikan di IPDN Sumbar perlu mengetahui dan mempelajari adat istiadat Minangkabau.

Terutama filosofi Adat Basandi Syara-Syara Bersandikan Kitabullah, sehingga ketika praja kembali ke daerah dapat mengkomunikasikan kepada orang tua, saudara dan masyarakat sekitar. 

“Kita minta praja IPDN ini agar dapat menyesuaikan dirinya dengan budaya yang ada di Agam. Karena praja IPDN itu berasal dari seluruh nusantara, dengan menganut agama dan budaya yang berbeda-beda,” ujarnya. (*)

Exit mobile version