Pertemuan Rektor Universitas Muhammadiyah Riau dengan Pengurus Yayasan Thawalib Padang Panjang. FOTO: IST
HARIANHALUAN.id – Perguruan Thawalib Padang Panjang menjajaki kerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) terkait dengan pengembangan pendidikan. Rencana tersebut tidak terlepas banyaknya para santri Perguruan Thawalib yang berasal dari berbagai daerah di Riau.
“Santri Perguruan Thawalib baik laki laki maupun perempuan banyak yang berasal dari berbagai daerah di Provinsi Riau. Maka perlu dilakukan penjajakan kerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Riau sebagai salah satu perguruan tinggi di Riau,” kata Ketua Umum Yayasan Thawalib Dr. Abrar, M.Ag, Sabtu (3/3/2022) di Padang Panjang.
Keinginan Perguruan Thawalib menjajaki kerjasama setelah adanya kunjungan Rektor Universitas Muhammadiyah Riau Dr. Saidul Amin beserta rombongan ke Perguruan Thawalib, Jumat (2/3/2022). Kunjungan tersebut disambut oleh pengurus Yayasan Thawalib yakni Dr. Abrar, M.Ag (Ketua umum), Irwan Natsir, S,Sos, MAP (Sekretaris Umum), Dr. Saiful Amin (Ketua) dan Fahmi, S,Th.I (Wakil Sekretaris).
Menurut Abrar, dalam pertemuan dengan Rektor Universitas Muhammadiyah Riau dilakukan berbagai pembahasan termasuk soal pengembangan pendidikan. “Insya allah setelah pertemuan akan kita lakukan penjajakan untuk kerjasama,”ujarnya.
Sementara, Rektor Universitas Muhammadiyah Riau Dr. Saidul Amin mengatakan, pihaknya sengaja berkunjung ke Perguruan Thawalib, sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di Sumatera Barat dengan kiprah dalam pendidikan islam yang telah memberikan konstribusi sangat besar.
“Sejarah Thawalib yang didirikan para alim ulama Minangkabau yang usianya lebih satu abad, merupakan lembaga pendidikan Islam yang mendapat perhatian bagi kami dalam mengadakan kerjasama,” jelasnya.
Menurut Saidul Amin, sebagai perguruan tinggi Islam di Riau, Universitas Muhammadiyah Riau berkeinginan lembaga pendidikan Islam seperti Perguruan Thawalib dapat membangun kerjasama dalam pengembangan pendidikan.
“Kami amati selama ini banyak masyarakat dari berbagai daerah di Riau yang bersekolah di Perguruan Thawalib. Tentu nantinya para lulusan Thawalib bisa melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Riau,” katanya.
Sekretaris Umum Yayasan Thawalib Irwan Natsir, S,Sos, MAP menambahkan, rencana kerjasama tersebut sebenarnya tidak terlepas dari hubungan emosional antara Perguruan Thawalib dengan Muhammadiyah yang sudah terbangun cukup lama.
“Pada tahun 1917 pimpinan Thawalib yakni Syekh Abdul Karim Amrullah (ayah dari Buya Hamka) bertemu dengan Kiyai Ahmad Dahlan selama tiga hari tiga malam di Yogyakarta membahas masalah pendidikan,” jelas Irwan Natsir.
Pertemuan bersejarah pada tahun 1917 itu, kata Irwan Natsir, merupakan pertemuan dua orang tokoh dalam membahas soal pendidikan.
“Syekh Abdul Karim Amrullah pada waktu itu menulis di majalah Al Munir tentang berbagai konsep pendidikan dan juga mengembangkan Thawalib dengan berbagai pemikiran dan gagasan pendidikan, sehingga Thawalib dikenal sebagai sekolah Islam modern pertama di zaman Hindia Belanda,” kata Irwan Natsir.
Akar sejarah yang terbangun tersebut, merupakan bagian dari spirit dalam menjajaki kerjasama antara Perguruan Thawalib dengan Universitas Muhammadiyah Riau.
“Insya Allah kunjungan dan pertemuan dengan Rektor Universitas Muhammadiyah Riau akan kita tindaklanjut ke arah yang lebih kongkrit,” ujar Irwan Natsir. (*)