Novrial juga menambahkan, tema berikutnya yaitu Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Menurutnya, hal tersebut juga menarik untuk dibahas dan disediakan, karena tidak banyak di perpustakaan daerah yang menyediakan informasi mengenai hal tersebut.
Tema yang keempat yaitu warisan dunia. Hal ini berhubungan dengan kekayaan dan warisan-warisan dunia yang ada di Sumbar. Seperti halnya dua kekayaan alam Sumbar yang sudah terdaftar dalam Unesco, yaitu Ombilin di Sawahlunto dan Silek.
Disebutkannya, tujuan dari tema ini adalah untuk menjaga dan memperkaya literasi mengenai warisan dan kebudayaan yang ada di Sumbar.
“Hemat saya, perpustakaan di daerah kita selain di Sumbar tidak menyediakan tema tertentu. Jadi semua bukunya sama, tidak ada yang ditonjolkan atau jadi ciri khas perpustakaan tersebut. Kalau ada buku-buku tentang warisan dunia yang sudah dan yang sedang diajukan sekarang kan akan makin bagus,” ucapnya.
Novrial menambahkan, jumlah kunjungan di Perpustakaan Sumbar dalam sehari rata-rata sekitar 200 orang. Maka dari itu, hal tersebut harus ditingkatkan lagi. Program pustaka tematik tersebut dibentuk nantinya untuk meningkatkan jumlah kunjungan per hari tersebut.
Sementara saat ini perpustakaan terdapat 40 ribu judul buku dan 160 ribu jumlah buku dengan jumlah anggota sebanya 6.700 orang. (*)