Peserta didik juga diharapkan mampu mengomunikasikan temuan hasil belajar kelompok (diskusi kasus) maupun produk hasil karya kerja bersama (projek kelompok) baik secara lisan maupun tertulis.
Berkenaan dengan kurikulum merdeka, Nofrion menyampaikan, karakteristik utama kurikulum merdeka, yakni menekankan materi esensial, berfokus pada pengembangan literasi dan numerasi, penguatan profil pelajar Pancasila untuk pengembangan soft skill dan karakter peserta didik.
“Guru-guru IPS dapat merealisasikan kurikulum merdeka dalam pembelajaran IPS dengan menekankan materi esensial yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk mewujudkan capaian pembelajaran,” kata dia.
Berbeda halnya dengan Dion, Aisiah sebagai pemateri kedua memaparkan materi tentang desain modul pembelajaran IPS berbasis kasus dan projek kelompok.
Menurutnya, desain modul ajar IPS kurikulum merdeka dapat dirancang sendiri oleh guru sekreatif mungkin dan utamanya menghadirkan kasus (masalah) kontekstual yang dekat dengan kehidupan sehari-hari namun harus relevan dengan capaian pembelajaran IPS.
“Contoh kasus, misalnya terkait demo kenaikan harga BBM bersubsidi yang dikeluhkan oleh masyarakat. Kasus ini dapat diangkat dalam pembelajaran IPS dan dikaitan dengan Capaian Pemelajaran (CP) tentang peran pemerintah dan masyarakat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi,” ucapnya.
Menurut Aisiah, kasus ini sekaligus dimaksudkan untuk mendalami materi tentang konsep kelangkaan (pemahaman konsep), sebab pemahaman konsep merupakan salah satu elemen penting dalam CP IPS.