Kasus lain yang dapat diangkat dalam pembelajaran IPS, misalnya banjir tahunan, sampah, tanah longsor, kebakaran atau kasus lain yang sering terjadi dan dialami dalam kehidupan masyarakat.
“Guru-guru IPS dapat memilih kasus tertentu yang terjadi di lingkungan tempat tinggal peserta didik,” ucapnya.
Kasus tersebut tentu harus dikaitkan dengan CP pembelajaran IPS, khusunya CP menganalisis hubungan antara kondisi geografis daerah dengan karakteristik masyarakat dan memahami potensi sumber daya alam, serta kaitannya dengan mitigasi kebencanaan.
Pada kesempatan itu, Aisiah juga mendorong guru-guru IPS agar dapat menyajikan kasus-kasus tertentu untuk dianalisis oleh peserta didik secara bersama-sama dan berpartisipasi dalam diskusi kelompok (studi kasus).
Peserta didik juga diberi peluang mengerjakan tugas projek secara berkelompok (berkolaborasi) dan menyajikan produk hasil kerja kelompok secara kreatif. Peserta didik dapat mempresentasikan produk hasil belajar mereka secara lisan maupun tertulis. Hasil kolaborasi tugas kelompok peserta didik bisa disajikan dalam bentuk digital maupun nondigital.
Hasil studi kasus disajikan dalam bentuk poster, peta konsep, kolase, desain grafis, video grafis dan bentuk lain yang menarik dan bermakna bagi peserta didik.
Kegiatan sosialisasi dan penguatan pembelajaran berbasis kasus dan projek kelompok hari itu dimulai pukul 08.30 WIB hingga pukul 16.00 WIB.Kegiatan sosialisasi dihadiri oleh guru-guru IPS yang tergabung dalam MGMP IPS Kota Payakumbuh. Guru-guru peserta sosialisasi berjumlah 32 orang.
Panitia kegiatan melibatkan Ketua MGMP IPS, Khairanis, Ketua Tim Pengabdi Aisiah dan tim teknis, Ayuni Rianti, Sherly Purwati dan Gebi Sandra. Kegiatan dibuka secara resmi oleh Koordinator MGMP IPS Desfiwati, yang juga menjabat sebagai Kepala SMPN 2 Payakumbuh. (*)