Menurutnya, dalam pelaksanaan pemberian MP-ASI Menu 4 Bintang, sering muncul beberapa masalah terutama kurang tepatnya orang tua dalam memberikannya. Hal ini karena kurangnya pengetahuan ibu tentang bahan makanan apa saja yang harus diberikan, serta bagaiman memberikan makanan, yaitu berapa jumlah dan tekstur yang tepat sesuai usia bayinya.
Dengan kegiatan pengabdian masyarakat ini, ujar Supiyah, dapat memberikan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Karena dengan buku saku MP-ASI Menu 4 Bintang, menguraikan tentang pentingnya makanan tambahan untuk bayi, serta jenis bahan makanan yang terdiri dari 4 bintang, yaitu karbohidrat, protein hewani, protein nabati, buah-buahan dan sayuran.
“Peran kader kesehatan sebagai perantara penyampaian informasi pada ibu-ibu yang mempunyai bayi di posyandu balita, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu dan bisa memberikan makanan tambahan yang sesuai. Pemberian makanan tambahan yang tepat dan benar akan meningkatan status gizi bayi dengan melihat penambahan berat badan anak,” ucapnya.
Supiyah menambahkan, pemantauan status gizi pada anak balita dapat dilakukan di posyandu balita dengan melakukan penimbangan berat badan yang dikaitkan dengan usia. Kemudian dilihat pada grafik Kartu Menuju Sehat (KMS).
Pemantauan dalam pengabdian masyarakat ini dilakukan selama tiga bulan berturut-turut, mulai dari Juli, Agustus dan September 2022, bersamaan dengan kegiatan posyandu balita yang dilaksanakan oleh kader kesehatan dan bidan puskesmas.
Pemantauan ini dilakukan agar cepat diketahui seandainya ada anak yang status gizinya kurang, dan langsung diberikan intervensi dengan pemberian makanan tambahan yang adekuat. Tujuan akhir dari kegiatan ini adalah dengan pemberian makanan tambahan yang adekut, sehingga dapat menjaga status gizi anak tetap baik.
“Hal ini penting dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya stunting pada anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak di usia periode emas merupakan dasar untuk perkembangan selanjutnya, sehingga akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia secara umum,” tutur Supiyah. (*)