HARIANHALUAN.ID – Tak pernah lelah untuk menuntut ilmu. Itulah prinsip yang dipegang teguh Nofri Mayasril, guru SD Negeri 03 Pelangai Gadang, Pesisir Selatan, Sumatra Barat (Sumbar).
Demi menambah ilmu itu pula, ia rela menempuh hampir 40 jam perjalanan dari tempatnya bertugas ke Palembang, untuk mengikuti program Wardah Inspiring Teacher (WIT) 2022.
WIT merupakan program pelatihan untuk meningkatkan kompetensi pendidik. Program ini diprakarsai oleh PT Paragon Technology and Innovation bersama Yayasan Guru Belajar.
WIT 2022 sebenarnya digelar secara hybrid atau bisa diikuti secara daring. Namun Nofri bersikeras untuk bisa bertemu dengan peserta lain dan pelatih secara langsung. Dengan bertemu secara langsung, Nofri berharap bisa menjalin hubungan yang lebih akrab dengan rekan pendidik untuk saling menginspirasi.
“Semakin banyak bergaul, semakin banyak ilmu mereka yang bisa kita ambil. Bahkan bisa kolaborasi,” tuturnya, Jumat (9/12/2022).
Usahanya untuk bisa hadir di sesi luring pelatihan pada Sabtu (3/12/2022) lalu, tidak mudah. Sebenarnya dia tidak memiliki cukup biaya untuk transportasi. Bantuan dana akhirnya didapat dari seorang teman yang bersedia meminjamkannya uang.
“Sebenarnya saya malu, masa berhutang? Tapi teman ini sendiri yang menawari dan bilang kalau nyicilnya lama tidak apa-apa. Insyaallah ada rezeki langsung saya ganti,” kata Nofri.
Tidak hanya untuk dirinya sendiri, ilmu yang sudah Nofri dapatkan di WIT 2022 akan segera dia bagikan ke rekan pendidik lain di daerahnya. Nofri sudah mengajukan ke dinas pendidikan setempat dan sudah disetujui.
Sebelumnya, Nofri memang sudah sering mengikuti berbagai pelatihan yang ada. Beberapa dari pemerintah setempat atau dari komunitasnya, yakni Komunitas Guru Belajar Nusantara di Pesisir Selatan. Apabila ada pelatihan di kecamatan, dia harus menempuh perjalanan hingga 2,5 jam menggunakan sepeda motor. Meskipun perjalanannya cukup melelahkan, Nofri yakin apa yang diperjuangkannya akan bisa bermanfaat untuk murid dan rekan pendidik di sekitarnya.
Untuk guru yang juga mengajar di daerah pelosok seperti dirinya, Nofri berpesan untuk tetap semangat demi murid. Kekurangan fasilitas seharusnya tidak menjadi persoalan yang berarti jika ada kemauan.
“Misalnya, daerah kita tidak ada internet, pasti tetap ada kok di kantor-kantor desa atau bahkan KUA. Datanglah, jelasin baik-baik kalau kita juga butuh pakai, pasti welcome sekali. Jangan pernah berputus asa, pasti ada jalan untuk murid-murid kita,” tutur Nofri. (*)