“Selain sebagai ajang promosi Pondok Pesantren, kerjasama ini kami harapkan dapat menguatkan peranan tekhnologi informasi yang berhubungan dengan proses pembelajaran kita. Semoga dengan ini kita mampu memperluas jaringan kerjasama pondok pesantren bagi seluruh lapisan masyarakat,” ujarnya.
Ditambahkannya bahwa, ada tiga hal yang perlu dikawal dalam kerjasama media dengan lembaga pendidikan Pondok Pesantren ini. Pertama kualitas pendidikan pondok pesantren. Dewasa ini menurutnya animo masyarakat terhadap pendidikan pondok pesantren sangat tinggi. Hanya saja yang menjadi pekerjaan berat bagi Pondok Pesantren adalah peningkatan mutu pendidikan.
“Bagaimana mendobrak kualitas pendidikan di pondok pesantren kita. Pondok pesantren wajib memberikan pendidikan terbaik untuk santrinya. Kita sudah memulainya dengan program ISTEM(Islamic, Sains, Tekhnologi, Engineering, Mathematics,” jelasnya.
Kedua, mengikuti perkembangan tekhnologi yang sangat pesat. Santri di sini sebutnya diberikan ruang dan waktu untuk berkarya lewat digitalisasi. Harapannya dengan kerjasama ini nantinya anak-anak dibekali dengan ilmu jurnalistik dari tim Haluan.
“Kita ingin anak-anak mampu menguasai ilmu jurnalistik. mudah-mudahan Haluan bisa merealisasikannya dengan program Haluan Go To School,” katanya.
Ketiga, lanjut Derliana adalah soal keamanan dan ketelitian dalam memahami setiap informasi yang didapatkan. Karena menurutnya dewasa ini kecendrungan pelajar tidak mampu menganalisa informasi yang didapat kemudian ikut-ikut menyebarkan informasi tersebut.