Dimediasi Wali Nagari Tarantang, Masalah Kekerasan di ICBS Selesai! Santri Bersama Orang Tua Tabayyun dan Bermaafan

HARIANHALUAN.id – Sehubungan dengan isu kekerasan di lingkungan Insan Cendekia Boarding School (ICBS) Harau yang beredar dimedia online, pihak Pondok Pesantren modern tersebut melakukan tabayun dengan para santri beserta wali murid yang difasilitasi oleh pihak kenagarian Tarantang Jumat, 17 Februari 2023.

Mediasi dihadiri oleh Pihak ICBS yaitu Ust. Soni, Ust. Ahmad fadlan, Ust. Mustamir, Ust. Muzakir, Yetti selaku wali murid Milo , Roni mamak Milo, Sudahri Wali Nagari Tarantang, Yusrizal Bamus Nagari Tarantang, Ermi Dt Marajo Ketua KAN Nagari Tarantang dan 12 santri lainnya yang terlibat.

Setelah dilakukan tabayyun, para santri yang disinyalir adanya kekerasan ternyata dari hasil mediasi tidak ditemukannya unsur kekerasan, namun yang ada hanya kesalahan fahaman antar santri, yang pada saat itu juga sudah diselesaikan secara bersama dan para santri pun sudah saling salaman untuk bermaaf-maafan.

Wali Nagari Tarantang sudahri mengapresiasi pihak ICBS Harau yang langsung menghubungi pihak nagari di saat ada permasalahan yang berhubungan santri dan wali murid terutama santri yang berasal dari Nagari Tarantang.

“ICBS ini terletak di lingkungan kerja saya selaku Wali Nagari, kurun beberapa tahun belakangan ini ICBS banyak memberikan program-program positif kepada Nagari Tarantang seperti beasiswa gratis masuk ICBS bagi anak nagari Tarantang, bantuan untuk anak yatim, sembako fakir miskin dan masih banyak lainya. Saya berharap para santri yang digratiskan oleh ICBS kelak menjadi pemimpin-pemimpin bagi negeri ini, karena yang digratiskan itu kemampuannya pasti di atas rata-rata,” katanya.

Ketua KAN Nagari Tarantang Ermi Dt. Marajo menghimbau para santri untuk kedepannya hal-hal ini tidak terulang lagi. Kalau ada permasalahan kecil tolong segera berkonsultasi kepada ustadz atau ustazah agar segera diselesaikan supaya tidak melebar kemana-mana.

Hal senada disampaikan oleh Yusrizal (Adik) selaku Bamus Nagari Tarantang. Dengan usia para santri yang masih golongan usia remaja, terjadi hal-hal kecil miskomunikasi merupakan hal yang biasa mengingat di usia remaja kebanyakan pola pikir yang masih labil masih sangat bergantung kepada bimbingan orang tua dan guru.

“Di saat ada kesalahpahaman antar santri hendaknya wali murid dan para ustadz segera berkomunikasi untuk bertemu mencari jalan keluar. Jangan saling mencari-cari kesalahan  dan pembenaran sehingga hak kecil bisa melebar sampai masuk media,” tuturnya.

Ustadz Soni mengatakan, “ICBS ini merupakan aset bagi kita semua. Tidak hanya aset Nagari Tarantang namun ini adalah aset bagi Sumatera Barat. Keberadaan ICBS Harau ini merupakan kebangkitan dari pondok pesantren di Payakumbuh dan kabupaten Lima puluh kota.”

Dahulu, lanjut Soni, daerah ini terkenal dengan pondok pesantrennya yang menghasilkan para santri yang berwawasan luas tentang pengetahuan agama Islam. “Hal inilah beberapa tahun belakangan yang telah hilang. Dengan adanya IBCS Harau ini menunjukkan bahwa kebangkitan untuk pondok pesantren di daerah kita ini Payakumbuh Lima Puluh Kota,“ katanya.

Ustadz Mustamir tidak lupa memberi pencerahan kepada para santri yang hadir dalam mediasi tersebut bahwasanya adap lebih tinggi dari pada ilmu. Adab terlebih dahulu baru ilmu, beliau berharap kelak nantinya para santri ini akan menjadi pemimpin yang beradab dan berilmu.

Diakhir mediasi semuanya saling bersalaman dan bermaaf-maafan. (*)

Exit mobile version