Warga Nagari Taratak Sungai Lundang Tunggu Realisasi Pronasa

Wali Nagari Taratak Sungai Lundang, Hadis Hermanto Datuak Rajo Nan Sati

Wali Nagari Taratak Sungai Lundang, Hadis Hermanto Datuak Rajo Nan Sati

HARIANHALUAN.ID – Masyarakat Nagari Taratak Sungai Lundang, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), berharap agar Program Nagari Bersekolah (Pronasa) yang sedang dicanangkan pemerintah kabupaten dapat segera terealisasi.

Wali Nagari Taratak Sungai Lundang, Hadis Hermanto Datuak Rajo Nan Sati mengatakan, realisasi pronasa diharapkan bisa memperkuat program nagari dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

“Selaku wali nagari, saya menilai pronasa sangat bagus. Karena program ini dilaksanakan dengan semangat kolaborasi antara pihak sekolah dengan nagari. Namun program ini belum dimulai dan baru memasuki tahapan sosialisasi,” ujarnya kepada Haluan, Selasa (28/2/2023).

Meski masih berbentuk wacana dan baru masuk tahapan sosialisasi, namun Hadis mengapresiasi semangat kolaborasi yang diusung pronasa dalam upaya meningkatkan kualitas SDM generasi muda baik di sekolah maupun di nagari.

Bahkan menurut Hadis Datuak Rajo Sati, program yang memiliki semangat kolaborasi dan melibatkan banyak pihak dalam upaya membangun kualitas generasi muda semacam ini,  merupakan hal yang telah lama dinantikan oleh masyarakat. 

“Ada kolaborasi antara pihak sekolah, nagari, tokoh adat dan agama. Misalnya saja dalam kegiatan taman baca Al-Qur’an, didikan Subuh dan salat berjamaah. Dengan dukungan penuh dari sekolah, tentu kegiatan-kegiatan seperti ini tentu akan semakin optimal,” ucapnya.

Lebih jauh Hadis menyebutkan, sebelum adanya pronasa pemerintah nagari selama ini sebenarnya juga telah menyelenggarakan berbagai program pembinaan kualitas bagi generasi muda maupun kaum perempuan.

Bahkan menurutnya, beberapa kegiatan dibiayai langsung oleh Anggaran Dana Desa (ADD), seperti misalnya biaya penyelenggaraan majelis taklim bagi ibu-ibu, atau bahkan honorium  dan biaya konsumsi guru mengaji, maupun ustad yang berceramah di masjid-masjid.

“Nah, jadi nantinya mungkin jika pronasa ini telah terealisasi, program semacam ini bisa lebih dikuatkan atau ditingkatkan. Tinggal mensingkronasikan saja. Sehingga jika sebelumnya majelis taklim hanya bisa dilaksanakan dua kali sebulan, dengan pronasa bisa dilaksanakan empat kali sebulan. Begitupun dengan program lainnya yang mungkin bisa ditingkatkan,” tuturnya. (*)

Exit mobile version